Tag Archives: arsitektur

One Sydney Harbour Menambah Kemewahan Di One Barangaroo

Lobby, One Sydney Harbour, Sydney, Australia. Image: Lendlease Australia.

 

One Sydney Harbour jelas tidak dapat dibuat dalam sehari karena di balik arsitekturnya yang menawan tidak lain adalah karya pemenang Penghargaan Pritzker, Renzo Piano. Dia meraih penghargaan ini pada tahun 1998 untuk desain Bandara Internasional Kansai di Jepang. Ia juga terkenal dengan karyanya di “The Shard” di London, Inggris yang dikembangkan pada tahun 2012.

Untuk One Sydney Harbour, arsitektur yang kokoh ini mendapat inspirasi dari pemandangan pelabuhan yang berkilauan terutama saat sinar matahari terpantul di ombak. Idenya sederhana — untuk merancang bangunan elegan yang akan memantulkan kilauan air Sydney Harbour. Di setiap unit, penghuni akan mendapatkan pemandangan mengesankan dan memungkinkan penghuninya untuk menghargai lanskap ikonik pelabuhan tersebut.

Selain itu, sentuhan Midas dari arsitektur Renzo memastikan perawatan unik untuk setiap menara. Fitur arsitektur utama adalah bagaimana tingkat reflektifitas yang berbeda dapat dilihat pada waktu yang berbeda dalam sehari. Ini akan membuatnya tampak seperti kristal berkilauan ketika menangkap cahaya. Renzo juga menegaskan bahwa pemandangan ke utara adalah yang paling menakjubkan seperti pemandangan Harbour Bridge dan Opera House, tidak lupa juga, pemandangan ke barat melintasi Darling Harbour, dan sekilas pegunungan biru.

 

-Renzo Piano. Image: Lendlease Australia.

Puncak Kemewahan

Jika kemampuan keuangan Anda tidak terbatas, maka penthouse unggulan memenuhi semua ekspektasi dalam hal ruang yang luas, kemewahan di setiap sudut, pemandangan yang menakjubkan, dan akses penuh ke berbagai fasilitas seperti kolam renang atap pribadi, spa, dan gimnasium, serta lainnya. Penthouse seluas 17.000 kaki persegi dengan langit-langit setinggi 8 meter ini sebenarnya membentang di tiga lantai teratas dari tiga menara hunian mewah One Sydney Harbour.

 


Fasad One Sydney Harbour. Gambar: Lendlease Australia.

 

“Kami kewalahan dengan banyaknya peminat yang kami terima. Kami tidak hanya mendapatkan lebih dari A$140 juta dengan penjualan penthouse, tetapi tujuh apartemen seluruh lantai selanjutnya telah terjual, membuktikan ada peningkatan minat yang signifikan di pasar apartemen super-mewah di Australia,” kata Ben Christie, Kepala Divisi Produk dan Penjualan, Lendlease.

Namun, yang tertinggi dari tiga struktur dalam pengembangan One Sydney Harbour yakni 247 meter, sedangkan menara kedua dan ketiga masing-masing setinggi 230 dan 104 meter. Dengan booming properti Australia saat ini, One Sydney Harbour di Barangaroo South menuai kesuksesan penjualan di luar pasar di alamat eksklusif ini. Pada akhir Januari 2020, sekitar 85 persen apartemen di Residences One telah terjual melalui kampanye eksklusif di luar pasar yang didukung oleh promo dari pelanggan lokal. Menariknya, Residences Two berlantai 68 yang mencolok akan menawarkan 322 apartemen yang terdiri dari konfigurasi rumah satu lantai dan atau sebagian, bersama dengan konfigurasi satu, dua, dan tiga kamar tidur. Pada tahun 2025, ketiga menara akan selesai, menawarkan total 801 apartemen.

Bagian berlawanan One Sydney Harbour adalah penthouse “Skyhomes” di Residences Two yang dikuratori oleh Direktur Kreatif State of Craft, Daniel Goldberg. Kemitraan Daniel + Renzo adalah kolaborasi ketiga yang sukses. Sebelumnya, mereka mengerjakan The Shard dan Shard Palace pada tahun 2012. Sebenarnya, desain penthouse yang dipesan lebih dahulu akan menjadikan proyek ini sebagai properti termahal di Australia. Perhatian Daniel Goldberg terhadap detail dapat dilihat begitu Anda memasuki Skyhomes. Dia menyindir bahwa desain penthouse “terinspirasi oleh kehidupan di kapal pesiar pribadi”.

 

Begitu Anda menginjakkan kaki di dalamnya, Anda akan langsung menghargai sentuhannya dalam memburu bahan-bahan lokal seperti batu potong tangan yang unik hingga patina kayu; keduanya menciptakan kehangatan melalui ruang sekaligus menciptakan suasana kecanggihan dan keanggunan.

Semua tempat memiliki cerita untuk diceritakan, Anda hanya perlu mendengarkan cerita itu dan saya pikir Sydney memiliki cerita yang bagus untuk diceritakan. Kami segera mulai berpikir tentang bangunan ini seperti kristal, bermain satu sama lain. Dalam hal ini, saya berpikir tentang membuat sesuatu yang menceritakan esensi kota ini, yang mengungkap akan rasa ringan, cahaya, dan transparansi.” — Renzo Piano, Ketua dan Mitra Pendiri Renzo Piano Building Workshop.

Terletak di dua lantai teratas Residences Two, penghuni akan menikmati hunian satu lantai penuh seluas 5.815 hingga 7.215 kaki persegi dengan langit-langit setinggi 3 meter. Setiap Skyhome akan memiliki lobi lift pribadi dan akses ke teras atap dengan ruang yang melayani keinginan pemilik untuk menghibur teman-temannya, ditambah kolam renang untuk memanjakan diri. “Teras Langit” ini akan berkisar dari 861 hingga 1.185 kaki persegi dan menawarkan pemandangan yang menakjubkan, di mana pemandangan panorama Sydney Harbour dan Blue Mountains membingkai latar belakang.

 

“Kami ingin menciptakan dua rumah unik kelas dunia di langit yang menangkap esensi hidup di atas Pelabuhan Sydney. Pengalaman berada di Skyhomes terinspirasi kehidupan di kapal pesiar pribadi dengan transisi mereka dari dalam ke luar ruang, kebebasan dan kenyamanan yang elegan.” — Daniel Goldberg, Pendiri dan Direktur Kreatif – State of Craft.

Luxurious Lifestyle

Penghuni masa depan properti ini akan memiliki akses mudah ke kawasan stasiun Barangaroo sebagai bagian dari metro Sydney. Tidak diragukan lagi, akan ada rute transportasi umum lain yang tersedia. Bagi penghuni yang ingin memanjakan diri di akhir pekan, pilihan bersantap tepi laut kelas dunia akan ditawarkan hanya dengan menjelajahi lantai bawah apartemen. Pilihan F&B dilengkapi dengan pilihan toko butik untuk mendapatkan pengalaman berbelanja yang berbeda. Jangan sampai terlewatkan juga Waterman’s Cove yang merupakan boardwalk bergaya amfiteater di atas air di mana pemandangan panorama akan memanjakan mata. One Sydney Harbour siap menjadi pendatang baru yang bergengsi di sepanjang jalur One Barangaroo!

Untuk informasi lebih lanjut tentang One Sydney Harbour, klik di sini. 

Untuk bacaan properti lainnya, klik di sini.

Disadur dari tulisan Joe Lim, luxuo.com “One Sydney Harbour Adds Glitz to One Barangaroo Strip”

luxuo-id-karimrashid

Dapatkah Desain Bagus Perbaiki Dunia? Karim Rashid Setuju

luxuo-id-karimrashid

Karim Rashid di Roma, Italia

Desainer industrial asal Kanada-Amerika Karim Rashid memiliki misi untuk mengubah dunia, dan motifnya bukanlah uang maupun popularitas, melainkan bagi ibundanya. “Dunia ini sedang kacau, tidak bekerja dengan benar,” keluhnya seiring ia berefleksi pada jalurnya ke popularitas global dan bagaimana ia dapat memberi kembali pada wanita yang membesarkannya.

“Kita sudah mengacuhkan pentingnya fungsionalitas. Saya tidak tahu mengapa. Setiap hotel yang saya kunjungi, adalah kacau; lokasi kamar mandi, pencahayaan,” ujarnya di Rome’s University of Fine Arts (RUFA).

Ia didaulat oleh majalah Time pada 2001 sebagai “desainer industrial paling terkenal di seluruh Amerika”, telah mendesain segalanya dari penutup lubang jalanan hingga bangunan, dan membanggakan diri untuk telah mengambil kembali warna merah muda bagi pria.

Tetapi akan segala keahliannya, ia masih saja frustasi akan desain yang buruk dari obyek sehari-hari yang memiliki dampak nyata bagi rutinitas – seperti mobil keluarga. “Itu adalah hal yang sangat, sangat sederhana. Seperti keluar dari mobil. Pada 1967, Citroen membuat mobil yang mana kursinya berputar: Anda masuk, Anda berotasi, mudah bukan? Hal tersebut sangatlah nyaman. Namun tidak saat ini, ibu saya yang berusia 85 tahun tidak dapat keluar dari mobil.”

Rashid, mengenakan jeans dan jumper merah muda serta cat kuku merah muda cerah saat penampilannya sebagai pembicara tamu di unuversitas tersebut, berujar bahwa ia terinspirasi untuk menjadi seorang desainer oleh ayahnya. Ia terlahir di Kairo pada ayah yang seniman Mesir dan Ibu orang Inggris, ia juga telah tinggal di beberapa negara semasa mudanya.

 

Furnitur dan gaun pesta

“Ketika saya berusia dua tahun kami tinggal di Roma. Ayah saya merupakan desainer set untuk Cinecitta,” [studio film bersejarah di ibukota Italia.]

“Saya memiliki seorang ayah yang merupakan seorang seniman, pelukis, namun ia tidak berhenti disana. Ia membangun furnitur setiap malam karena kami tidak punya banyak uang, jadi ia akan membangun kebutuhannya sendiri,” ujar desainer yang bertato banyak itu.

“Hari-hari tertentu ia akan membuat sketsa dari ibu saya, mendesain sebuah gaun, mengambil bahan, memotong dan menjahitnya serta malam itu juga pergi ke sebuah pesta, dan ibu saya mengenakan gaun tersebut. Maka bayangkan jika Anda berusia lima tahun dan menyaksikan semua ini. Saya pikir Anda pun akan ingin menjadi seorang desainer.”

 

Pecinta neon ini, yang karyanya dapat ditemukan di lebih dari 20 koleksi permanen termasuk di Museum of Modern Art di New York dan Pompidou Centre di Paris, mengabaikan para kritikus yang mengatakan bahwa ia sebaiknya berfokus pada furnitur rumah ketimbang menyelami real estate.

“Arsitek dapat mendesain produk, namun karena suatu alasan desainer produk tidak dapat mendesain bangunan. Mengapa tidak?” tanyanya. “Saya telah mengatakan, bagi saya, mendesain ponsel adalah lebih sukar dibandingkan mendesain bangunan. Dan semua orang pun gusar!”

Rashid mendesain hotel pertamanya di Athena pada 2001, kemudian satu lagi di Berlin pada 2008, sebelum ditarik oleh para pembangun New York.

Proyeknya untuk investasi HAP (perumahan sosial) di Amerika Serikat terbukti kontroversial dan harus diturunkan, namun ia tidak mengacuhkannya. “Bagi saya, itu bahkan bukanlah arsitektur. Itu seperti melihat bangunan sebagai desain industrial.”

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Can Good Design Fix World? Karim Rashid Thinks So 

luxuo-id-corbusier1

Untuk Dijual Oleh Swann Galleries: Buku Le Corbusier Langka

 

luxuo-id-corbusier1

Edisi pertama dari Polychromie Architecturale: Die Farbenklaviaturen oleh arsitek ternama Le Corbusier akan siap dilelang pada Kamis, 1 Desember di Swann Galleries di New York.

Terlahir dengan nama Charles-Édouard Jeanneret (1887-1965), arsitek Swiss-Perancis Le Corbusier menjadi salah satu figur paling berpengaruh di industri desain. Bahkan dalam masa kontemporer, reputasinya masih sangat nyata, dengan 17 dari konstruksinya ditambahkan ke dalam daftar warisan UNESCO tahun ini.

Polychromie Architecturale: Die Farbenklaviaturen, koleksi ‘keyboard berwarna’ Le Corbusier, awalnya diterbitkan pada 1920an. Publikasi tersebut bertindak sebagai acuan warna bagi pembeli dari pabrik wallpaper Swiss Salubra, agar mereka dapat menemukan dan mencocokkan warna bagi desain interior mereka. Didalam buku tersebut adalah contoh wallpaper, dan 12 halaman didedikasikan untuk 43 nuansa warna, dengan panel geser interaktif agar pembeli dapat memvisualisasikan kombinasi dari nuansa warna yang berbeda.

luxuo-id-corbusier2

Le Corbusier, Die Farbenklaviaturen von Le Corbusier, buku contoh warna, edisi pertama, Basel, 1931. Perkiraan $2,500 hingga $3,500. © Courtesy Swann Auction Galleries.

 

Le Corbusier memiliki teori warnanya sendiri, yang menyatakan bahwa warna dapat dibedakan menjadi tiga kelompok. Pigmen alami Constructive, yang membantu untuk mengubah perspeksi ruang, pigmen sintetis Dinamik untuk kontras emosional dan warna sintetis transparan Transitional yang dapat mengubah penampilan tanpa mempengaruhi volume.

Setiap warna dipercaya untuk memiliki fungsinya tersendiri, dari berat, persepsi kedalaman, dan penyatuan dengan efek psikologis. Le Corbusier akan menggunakan teori warna ini untuk menciptakan dua seri untuk perusahaan wallpaper Swiss, satunya menjadikan kombinasi warna polos, dan lainnya dengan bentuk grafis yang berskala besar dan berani.

luxuo-id-corbusier3

Le Corbusier, Die Farbenklaviaturen von Le Corbusier, buku contoh warna, edisi pertama, Basel, 1931. Perkiraan $2,500 hingga $3,500. © Courtesy Swann Auction Galleries.

 

Swann Galleries di New York percaya bahwa penjualan dari “Polychromie Architecturale: Die Farbenklaviaturen” langka tersebut akan sukses, diharapkan untuk mencapai $3,500.

www.swanngalleries.com/news/2016/11/le-corbusier-color-theory-sample-book/

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: For Sale by Swann Galleries: Rare Le Corbusier Book 

luxuo-id-cop22_luc-2

COP22 Village Bawa ‘Urbanisme Temporer’ ke Marrakech

luxuo-id-cop22_luc-2

Seiring para delegasi bertemu di Marrakech untuk konferensi tahunan PBB tentang perubahan iklim, mereka disapa pada lahan pameran yang didesain oleh firma berbasis Paris dan Casablanca, Oualalou+Choi yang dikonstruksi sepanjang lima bulan secara spesial untuk COP22.

COP22 Village ditonjolkan oleh “gerbang” yang terbuat dari potongan kayu identik yang bertumpuk. Instalasi monumental ini bertinggi 12 meter dan berpanjang 50 meter, dengan pola yang mengingatkan pada daun pintu tradisional. Struktur pintu gerbang tersebut telah dibangun dengan sebuah tujuan pemanfaatan material lama: setelah COP22, potongan-potongan ini akan digunakan untuk mengkonstruksi banyak paviliun di taman umum di seputaran kota.

luxuo-id-cop22_luc-1

Patokan pusat sepanjang 680 meter berjalan mengitari lahan pameran dan ditutupi oleh kanopi sepanjang keseluruhannya. Struktur bertenda raksasa ini dibuat dengan desain terbuka yang menjadikannya tahan air namun transparan.

Desain kanopi ini merupakan satu yang bermakna bagi firma tersebut, yang menyebut tendanya sebagai “bentuk arsitektur primitif dan universal yang berbicara kepada kebutuhan umum manusia di planet ini.”

Firma ini sebelumnya menciptakan struktur tarik di Pavilion of Morocco di Expo Millano 2015 dan di plaza dari Institut du Monde Arabe di Paris pada 2014. Struktur COP22, ujar mereka, adalah inovatif “baik dalam struktur dan materialitasnya.”

luxuo-id-cop22_luc-3

COP22 Village juga menghadirkan dua restoran, yang telah didesain sebagai dua struktur saling terkait yang telah ditarik terpisah. Restoran tersebut dan taman didekatnya dimaksudkan untuk mengingatkan komposisi urban tradisional dalam desa-desa yang mengelilingi Marrakech, ujar sang firma.

Dalam sebuah isyarat lainnya pada urbanisme temporer, restorannya dibangun dari panel kayu moduler yang dimaksudkan untuk dilepas dan difungsikan kembali setelah COP22 selesai.

COP22 berlangsung pada 7 – 18 November.

luxuo-id-zaha

Zaha Hadid Architects Mendesain Stadium Kayu

luxuo-id-zaha

Zaha Hadid Architects (ZHA) memenangkan kompetisi untuk mendesain sebuah stadium untuk klub sepakbola berbasis Stoud, Forest Green Rovers, menjadikannya stadium pertama yang terbuat seluruhnya dari kayu. Firma arsitektur tersebut, terkenal akan desain inovatifnya, mengusulkan sebuah desain yang berfokus pada keberlanjutan. Hampir setiap elemen dari stadium terbuat dari kayu yang diambil secara bertanggung jawab, menurut direktur ZHA Jim Heverin. Proyek ZHA sebelumnya termasuk stadium Olympic Park di London dan stadium lainnya untuk World Cup 2022.

“Pentingnya kayu adalah tidak hanya ia tumbuh alami, ia memiliki karbon yang sangat rendah – paling rendah untuk material bangunan,” ujar Dale Vince, ketua Forest Green Rover dan pendiri perusahaan energi hijau Ecotricity.

“Dan ketika Anda berpikir bahwa sekitar tiga perempat dari dampak karbon dari stadium datang dari bahannya, dapat dilihat mengapa pertimbangan tersebut sangat penting.”

luxuo-id-zahahadid

Stadium dan “Eco Park” yang lebih besar memiliki serangkaian fasilitas olahraga bertujuan menjadi karbon-netral atau negatif, menurut Heverin, menggunakan generasi energi yang dapat diperbarui sebagai ukurannya.

Desain tersebut dimaksudkan untuk menjaga “kualitas pastoral” situs tersebut, menurut Heverin. Bertempat di tengah-tengah padang rumput, stadium tersebut adalah bagian dari proyek lebih besar yang dibayangkan oleh ZHA untuk membuat publik area baru dan fasilitas baru untuk kota Stroud. Proposal tersebut juga termasuk pembangunan dari reservasi alam dalam situs tersebut.

Atapnya akan tertutupi dalam membran transparan dimaksudkan untuk menumbuhkan tanah berumput selagi meminimalisir volume dari stadium di padang sekitarnya ketika terlihat dari kejauhan.

Untuk pertumbuhan masa depan klub tersebut, stadium tersebut telah didesain untuk mengakomodasi 5,000 pengunjung, dengan kemungkinan untuk perluasan sebesar 10,000 pengunjung.

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Zaha Hadid Architects Design Timber Stadium 

luxuo-id-keberlanjutan

Desain Berkelanjutan: Perbaiki Kehidupan Sehari-hari

luxuo-id-keberlanjutan

Dewasa ini, dunia desain merangkul produksi “hijau” dan “bermakna” lebih dari sebelumnya. Konsep tersebut berawal sejauh pada era 1920an, ketika arsitektur Amerika visioner R. Buckminster Fuller mengadvokasi bahwa “less is more” dan desain haruslah “berantisipasi” untuk membantu memecahkan masalah dunia.

“Baik bagi konsumer dan pembuat, minat pada “yang berkelanjutan” bertumbuh tiap tahunnya” ujar Franck Millot, direktur dari acara tahunan Paris Design Week – sebuah pagelaran besar atas trend terbaru di perkakas dan dekorasi global.

“Seorang desainer tidak hanya membuat obyek yang indah, mereka juga bepikir bagaimana untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Arsitek dan desainer asal Perancis Patrick Nadeau, seorang pionir di taman gantung urban dan desain berbasis tanaman, sudah terbiasa akan pemikiran ini.

“Tanaman, material tumbuhan, dengan warnanya, bahannya, tembus cahayanya, mereka membantu menciptakan kesadaran, sebuah kerangka yang hidup dan berkembang,” ujarnya.

Nadeau menerima pujian akan proyek perumahan sosial ramah lingkungan di Reims, ibukota Champagne.

Despite strict budget constraints, the homes were all made of wood and incorporated plants and sloping earthen walls – as well as optimal orientation – to enhance thermal insulation, lighting and harmony with nature.

Terlepas dari keterbatasan biaya, rumah-rumahnya seluruhnya terbuat dari kayu dan menggabungkan tumbuhan dan tembok tanah miring – dan juga orientasi optimal – untuk menambah insulasi termal, pencahayaan dan harmoni dengan alam.

Transisi energi

Gagasan Fuller bergaung dengan krisis minyak 1970an. Embargo dari Organization of the Petoleum Exporting Countries diberlakukan pada negara-negara industrialisasi akan keterlibatan AS di Perang Arab-Israeli tahun 1973 tiba-tiba menahan pasokan.

Sebagai hasilnya, bangsa-bangsa ini mulai berpikir ulang akan ketergantungan mereka pada minyak. Untuk Nadeau, “energy transisi” pasca-minyak adalah juga tanggung jawab untuk desainer dan arsitek.

“Kita harus merangkul pertanyaan-pertanyaan ini, jika tidak kita akan menyerah pada standar lama ketimbang berpikir tentang cara baru untuk hidup.”

Seseorang yang sudah menanggapi tantangan tersebut adalah Kartell, firma desain high-end Italia yang telah mengangkat plastik sebagai “vector” dari modern selama 70 tahun. Pada April, ia meluncurkan kursi “biodegradable” pertama terbuat dari limbah berbasis tumbuhan dan mikroorganisme.

Eco-design seperti itu memperbolehkan Anda untuk memproduksi tanpa merusak, adalah bagian dari strategi kami untuk masa depan,” presiden Kartell Claudio Luti mengatakan pada harian Perancis Le Monde.

Perubahan tersebut seringkali memerlukan reinterpretasi berteknologi tinggi dari bahan baku lama berbasis tumbuhan seperti material linen dari flax, hemp, jute, rumput laut dan vetiver, akar berserat mudah dianyam yang umum di Madagascar sekarang sangat diminati di Eropa dan AS.

Berabad-abad yang lalu, linen resisten dipadatkan dalam lapisan berturut untuk membuat baju pelindung bagi Alexander the Great dan kanvas lukisan bagi master besar dunia.

Hari ini, ia dicampurkan dengan resin untuk memproduksi papan seluncur salju, kursi, helm dan pintu mobil – sebuah substitusi ramah lingkungan untuk produk yang sebelumnya bergantung pada karbon berbasis bahan bakar gosil dan fiberglass berbasis plastik. Demikian pula, rami kuat digunakan untuk memproduksi lambung kapal.

Other materials find a second – often classier – life through “upcycling”, a movement to repurpose old or discarded objects so they do not add to the world’s garbage mass.

Material lain mendapatkan hidup kedua – seringkali lebih berkelas – melalui “upcycling”, sebuah pergerakan untuk menggunakan kembali obyek tua atau buangan supaya mereka tidak menjadi tambahan bagi limbah dunia.

Satu spesialis dari Paris Design Week adalah firma Belanda dengan moto “from waste to wonderful”. Bernama Rescued, ia menawarkan segalanya dari kandil kertas terbuat dari limbah percetakan hingga bantal kursi terbuat dari selimut lama.

Firma mewah juga telah mengikuti trend tersebut, seperti Hermes dengan laboratorium “Petit h” mendaur ulang bahan sisanya untuk dijual kembali sebagai tatakan mug, gelang, bahkan kincir kulit.

One French designer adds modern bells and whistles such as wifi and bluetooth to big old vintage radios.

Seorang desainer Perancis menambahkan aksen modern seperti wifi dan Bluetooth pada radio tua besar.

Desain lambat

Seiring dengan “upcycling”, mantra lain akhir-akhir ini adalah “slow design” – yang mengambil idenya dari pergerakan Slow Food – “sebuah pendekatan holistik berkelanjutan yang menekankan manfaat jangka panjang dari produk-produk dan dampaknya terhadap kesejahteraan konsumer dan lingkungan,” ujar direktur Design Week Millot.

Dengan “Slow Design”, “ada minat yang diperbarui dalam kepandaian dan kerajinan lama, obyek yang memiliki sejarah, dimana adanya sentuhan manusia dan sebuah hasrat untuk konsumsi yang masuk akal,” ujarnya.

Millot mengakui bahwa menggembar-gemborkan ekologi dalam apa yang sebenarnya sebuah sektor penjualan produk mungkin terdengar bertolak belakang, tetapi berkata ia merasa bahwa generasi desainer muda lebih “sadar akan taruhannya”.

Mereka termasuk desainer industrial Perancis Julien Pheydyaff yang pada 2014 membuat mesin cuci bernama “Unbreakable” – yangn memenangkannya penghargaan prestisius James Dyson, dinamai dari penemu Inggris paling dikenal untuk penyedot debunya.

Didesain agar bertahan selama setengah abad, mesin tersebut hadir dalam sebuah perangkat untuk dirangkai dan dilepas jika ada bagian yang membutuhkan penggantian dan perbaikan – tantangan Pheydyaff untuk “perencanaan keusangan” pada barang berteknologi tinggi dan peralatan rumah tangga yang pembuatnya sering dituduh akan sengaja membatasi usia produk mereka.

Dalam dua tahun, ia mencari partner untuk membantu mengkomersialkan produknya.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Sustainable Design: Improving Daily Life 

luxuo-id-hongkong-jockey-tower

Penghargaan untuk Jockey Club Innovation Tower Hong Kong

luxuo-id-hongkong-jockey-tower

Jockey Club Innovation Tower, Hong Kong

Jockey Club Innovation Tower di Hong Kong memenangkan RIBA Award untuk International Excellence. Didesain oleh Zaha Hadid Architects, bangunan tersebut membangkitkan pergerakan dan berdiri mencolok diantara bangunan perkantoran disekitarnya.

Jockey Club Innovation Tower adalah rumah dari Hong Kong Polytechnic University’s School of Design dan Jockey Club Design Institute for Social Innovation.

Halaman interior dan ekseterior dari bangunan tersebut menciptakan ruang-ruang informal untuk bertemu dan berinteraksi, melengkapi arena eksibisi besar, studio, serta fasilitas rekreasional dan teater.

Berdiri setinggi 15 lantai dan berluaskan 15,000 meter persegi, bangunan tersebut mengakomodasi lebih dari 1,800 murid dan staf. Untuk lekukannya yang luwes dan anggun, Heydar Aliyev Center di Baku, Azerbaijan telah masuk dalam daftar pendek untuk RIBA International Prize. Pemenangnya akan diumumkan di bulan Desember.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Hong Kong Jockey Club Innovation Tower Honored

luxuo-id201016-rome

Menyingkap Kontruksi ‘Cloud’ Fuksas

luxuo-id201016-rome

Fuksas ‘Cloud’ di Roma

Sebuah pusat konvensi baru di Roma yang telah didaulat sebagai salah satu bangunan paling ambisius dari arsitek kenamaan Massimiliano Fuksas disingkap ke media internasional pada Rabu, lebih awal dari pembukaannya yang dinanti-nanti minggu depan. Karya baru si Italia ini menyerupai kotak kaca raksasa yang melingkupi interior didominasi oleh struktur bak awan yang lincah, tampak seperti mengambang diatas level lebih rendah di tengahnya yang merumahi auditiorium. Terbuat dari baja dan berselimutkan fiberglass berwarna krim, pusat dari bagian tengah yang baru tersebut berukuran sebesar dua kapal udara zeppelin raksasa.

Dinamai “nuvola” (awan dalam bahasa Italia) Fuksas, dan para pembuatnya berharap desain inovatif ini akan menjadikan fasilitas baru tersebut sebagai destinasi populer di sirkuit konferensi pemutar-uang. Proyek ini memiliki sejarah chequered sejak Fuksas memenangi kompetisi untuk membangun pusat yang baru di tahun 2000 dengan desain berbasis ide dimana ia memandangi awan di pantai.

Berlokasi di distrik EUR Roma yang dibangun oleh Mussolini, proyek tersebut pertama kali seharusnya didanai pribadi namun gagal menarik perhatian investor. Konstruksi yang didukung publik akhirnya dilaksanakan pada 2007 yang kemudian berulangkali terinterupsi dengan kombinasi pita merah dan keterbatasan biaya.

Bangunan tersebut akhirnya diselesaikan dengan total biaya sebesar 353 juta euro ($390 juta) berkat tambahan dana yang diusahakan oleh penjualan empat bangunan era Mussolini, ujar Enrico Pazzali, kepala dari EUR Spa, badan publik dari proyek tersebut. “Visi luar biasa dari arsitek ini telah direalisasikan seratus persen,” ia memberitahun AFP, menambahkan bahwa ia percaya pusat tersebut akan memberikan sokongan besar ke ekonomi Roma yang berbasis turis.

“Perkiraan kami adalah keuntungan ekonomi ke kota dan area sekitarnya dapat mencapai antara 250-350 juta euro per tahun,” ujarnya. Dibangun melebihi tiga lantai, pusat baru ini akan mengakomodasi penonton hingga 6,000 orang dalam ruangan besarnya berukuran 9000 meter persegi.

Konstruksi tersebut membutuhkan 39,000 ton baja – sama dengan yang dibutuhkan untuk sekitar lima menara Eiffel dan luasan kaca sama dengan delapan lapangan sepak bola, ujar Pazzali. Fuksas, 72, adalah salah satu dari raksasa arsitektur kontemporer Italia.

Proyek-proyek masa lampaunya mencakup terminal baru futuristik di Shenzhen, China, markas ultra-modern Ferrari dan tokok-toko Armani di 5th Avenue, New York dan di Ginza, Tokyo. Distrik EUR mengambil nama dari Esposizione Universale Roma, pameran dunia yang direncanakan diktator Italia Benito Mussolini untuk bertempat disana pada 1942.

Rencana tersebut terpaksa dihapus karena Perang Dunia Ke-II meninggalkan banyak bangunan setengah selesai. Mereka kebanyakan diselesaikan pada 1950an dan 1960an setelah pemerintah Roma memutuskan untuk mengubah area tersebut menjadi distrik bisnis pinggir kota yang menjadi model London Dockland dan La Defense di Paris. Eksterior kotak bangunan baru Fuksa ini mereferensikan arsitektur rasionalis dari bangunan-bangunan sekitarnya.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Unveiling of Fuksas ‘Cloud’ Construction 

luxuo-id-german_gymnasium3

German Gymnasium, Restoran Tercantik di London

luxuo-id-german_gymnasium3

Restoran tercantik di seluruh London adalah gymnasium Jerman, lebih tepatnya adalah si German Gymnasium. Restoran dua-lantai ini dulunya difungsikan sebagai gym pertama di Inggris dan membantu mengadakan Olimpiade Nasional pertama di London pada 1866. Dalam sebuah perubahan yang tidak disangka, brasserie Jerman tersebut dinamakan sebagai restoran tercantik di Restaurant & Bar Design Awards 2016.

German Gymnasium tersebut, terletak di jantung King’s Cross di London, dinamakan sebagai pemenang umum di acara tahunan ke-8 ini, yang menyalakan spotlight pada tempat tercantik didesain di seluruh dunia.

Pecinta desain bagus akan mengapresiasi German Gymnasium saat bangunan tersebut memberikan penghormatan pada struktur aslinya melalui mempertahankan detail original seperti kaitan pemanjat di langit-langit dan pilar-pilar baja.

luxuo-id-german_gymnasium1

Bangunan tersebut diselesaikan pada tahun 1865 dan didanai oleh komunitas Jerman London untuk German Gymnastics Society.

Didesain oleh Conran & Partners, restoran tersebut dideskripsikan sebagai interpretasi modern akan brasserie klasik dengan nuansa Jerman. Panel kayu walnut berwarna hangat dan lapisan kulit distressed warna hitam dan abu-abu dikontraskan dengan aksen-aksen segar dan kontemporer, seperti warna pink dan merah yang berselang. Ruangan tersebut mencakup dua bar, restoran lantai satu, Grand Café dan teras luar ruangan.

Menunya pun serupa dengan perayaan akan Jerman di bawah visi chef Bjoern Wassmuth, yang telah menciptakan hidangan yang menampilkan makanan klasik Mittel-European, seperti schnitzel, currywurst, sauerkraut dan strudels.

Menu Black Forest mencakup ham black forest, sup kentang dan truffle, daging rusa “Baden Baden” bersama spatzle dan beri lingon, beserta kue spons cokelat dengan ceri dan krim chantily bernama “Danube.”

luxuo-id-german_gymnasium2

Dalam kategori desain bar terbaik umum, bar Blue Wave di Barcelona diberikan gelar kehormatan teratas. Didesain oleh El Equipo Creativo, interior tersebut dirancang untuk tampak seperti ombak yang hendak pecah.

Berlokasi di tepi perairan di Barcelona Port, desainer menggunakan elemen reflektif dan ubin keramik dalam berbagai warna biru dan putih untuk mengingatkan pada buih laut, ombak dan cahaya.

Berikut adalah pemenang internasional dari the Restaurant & Bar Design Awards 2016:

  • Best Overall Restaurant: German Gymnasium, London, UK designed by Conran & Partners
  • Best Overall Bar: Blue Wave, Barcelona, Spain, El Equipo Creativo

Pemenang daerah:

  • Best Restaurant North America: Torafuku, Vancouver, Canada, by Scott & Scott Architects
  • Best Bar North America: Kat & Theo, New York, USA by Aviva Collective
  • Best Restaurant Europe: Les Bains, Paris, France, RDAI
  • Best Bar Europe: Blue Wave, Barcelona, Spain, El Equipo Creativo
  • Best Bar Asia: Foxglove, Hong Kong, NCDA
  • Best Restaurant Asia: Shugaa, Bangkok, Thailand, Party Space Design
  • Best Restaurant Australia & Pacific: So 9, Sydney, Australia, Brand Works
  • Best Bar Australia & Pacific Bar: Pink Moon Saloon, Adelaide, Australia, Sans-Arc Studio
  • Best Bar Middle East Africa: News Cafe, Johannesburg, South Africa, Studio A
  • Best Restaurant Middle East & Africa Restaurant: Jo Grilled Food, Tehran, Iran, White Rhino Design Group

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: German Gymnasium Most Beautiful London Restaurant 

Visioner Port House Antwerp oleh Zaha Hadid Architects

luxuo-id-zha_port_house-1

Antwerp Port House

Desain Zaha Hadid Architects untuk Port House yang baru saja diinaugurasi di Antwerp, adalah perpaduan dari referensi sejarah dan visi evokatif tentang masa depan.

Antwerp di Belgia adalah pelabuhan pengiriman terbesar kedua di Eropa, mengatur 26 persen dari kontainer pengiriman benua tersebut tetapi kekurangan markas bagi stafnya. Departemen arsitektur dari pemerintah Flemish dan otoritas Kota dan Pelabuhan kemudian mengorganisasi kompetisi desain untuk kantor utama yang baru. Satu-satunya persyaratan adalah untuk mempertahankan markas pemadam kebakaran yang berada disana.

Basis dari desain juara Zaha Hadid Architects adalah riset sejarah, yang diikuti usaha gabungan dengan konsultan peninggalan bidang restorasi dan renovasi monumen bersejarah. Ekstensi tinggi ini memahkotai bangunan pemadam kebakaran di bawahnya dalam jukstaposisi yang cerdas antara desain Hanseatis baru dan lama.

Lapangan tengah markas damkar yang lama tertutup oleh atap kaca, dimana pengunjung dapat mengakses ruang baca publik dan perpustakaan. Ekstensi baru tersebut menghadirkan panorama kota dan pelabuhan. Eksteriornya berlapis beku yang merefleksikan perubahan warna-warna langit. Sudut-sudut segitiga, perpaduan transparan dan buram, cahaya matahari yang memadai, serta mereferensikan pada reputasi Antwerp sebagai kota berlian.

Bangunan baru ini adalah tempat aktif profesional dengan ruang pertemuan, kantor terbuka, auditorium, dan restoran. Pilihan desain yang berkelanjutan dan hemat energi (meraih predikat lingkungan ‘Sangat Baik’ dari BREEAM) meminimalisir konsumsi air dan memaksimalisir cahaya siang hari.

Jika struktur originalnya mempertahankan “abad keemasan” Antwerp di tahun 1500an, Marc Van Peel, presiden dari Pelabuhan Antwerp, mengatakan, “saat ini diatas yang asli, sebuah struktur kontemporer dalam kaca berkilau telah dibangun, yang saya yakin merepresentasikan abad keemasan baru untuk Antwerp.”

Struktur ini adalah satu diantara lebih dari 30 proyek yang sedang berkembang di waktu meninggalnya sang pendiri studio Zaha Hadid awal tahun ini.

luxuo-id-zha_port_house-2

Port House, Antwerp diinagurasi September 22, 2016 © Hufton+Crow