Tag Archives: Hermès

Koleksi Unik Hermès Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater

Hermes Arceau

Hermès Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater adalah satu-satunya jam saku mekanis yang menggabungkan kerumitan tinggi yang terkenal seperti minute repeater dan tourbillon. Namun, yang paling menarik dari jam tangan ini sebenarnya adalah sorotan akan Hermès Arceau yang istimewa – dipasangnya Aaaaargh! Pocket Minute Repeater dengan tampilan depan berwarna cerah dan sangat unik, sebuah karya dari mozaik kulit rumit yang dirancang seniman Inggris ternama Alice Shirley.

Hermès telah berkolaborasi dengan Alice Shirley sejak 2012 ketika maison Paris tersebut memasang ilustrasi indahnya akan flora dan fauna pada syal. Pada tahun 2019, Hermès mengandalkan bakatnya sekali lagi dalam membuat motif serigala untuk jam tangan Arceau Awooooo. Awal tahun ini, sepasang jam tangan Arceau Into the Canadian Wild dirilis untuk merayakan ulang tahun ke-150 Kanada. Bukan rahasia lagi, jika atelier memiliki kecenderungan untuk bekerjasama dengan seniman unik seperti Kongo, yang memberikan keunikan yang sangat dibutuhkan.

Hermes Arceau

Koleksi Unik Hermès Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater

Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater adalah kolaborasi horologis ketiga antara Hermès dan seniman luar biasa Shirley. Dibuat khusus untuk jam saku, tourbillon minute repeater dilengkapi dengan penutup jam tangan yang tidak biasa sama sekali karena  penuh dekorasi. Di samping itu, desainnya juga tak lagi perak seperti biasanya, tapi berhiaskan atau diukir berlian dan mengadopsi perkembangan artistik Shirley untuk tampilan yang lebih hidup. Ini bahkan bukan motif fauna yang seperti dibayangkan, tapi makhluk dari legenda titanic – Tyrannosaurus Rex yang dibuat menggunakan ribuan potongan kulit yang secara terpisah diwarnai dan diperkecil ukurannya hingga hanya 0,5 mm.

Mosaik kulit diaplikasikan dengan tangan ke penutup jam saku, dan kemudian diakhiri dengan mata enamel Grand Feu yang indah – cabochon mengkilap yang terlihat sangat hidup dalam cahaya. Di bawah sampulnya yang rumit tersebut terdapat pelat jam dari emas padat yang dilapisi dengan enamel putih menyala dan angka tradisional yang diekspresikan dalam tipografi Hermès yang unik dan bukaan melingkar yang memberikan sekilas gambaran kedalaman tersembunyi Hermès Arceau Pocket Minute Repeater – flying turbillon  dengan tanda ganda “H” khas merek tersebut.

Cukup untuk dikatakan, dengan didukung simbol haute horlogerie seperti mesin pengulang otomatis H1924 gerakan tourbillon minute repeater, Arceau Pocket Aaaaargh! adalah arloji yang khusus dibuat untuk para penggemar Hermès yang memiliki kesamaan dalam pendekatan kuno pembuatan jam. Mengingat kualitas artistiknya yang unik, jam saku Aaaaargh! Minute Repeater akan diproduksi hanya dalam dua contoh, satu kreasi dari emas putih dan satu lagi dalam warna merah muda dan tersedia seharga US$338.000 atau sekitar Rp5 miliar -dengan kerumitan tinggi yang serupa genre jam tangan metiers d’art.

Elemen desain lain dari jam saku ini yakni ukuran 48mm yang lebih membumi dibandingkan ekspresi jurassic Shirley; kedua casing logam mulia dipoles dengan lug kawat tunggal yang terpasang dengan tali tali kulit buaya. Di bawah cover kompleksnya terdapat pelat jam putih bersih dengan bukaan pada pukul enam untuk flying tourbillon. Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater menawarkan cadangan daya selama 90 jam dan dapat dilihat dari casing belakang kristal safir. Penyambung kalibernya tampil terbuka, dan dari kejauhan, mengingatkan pada tulang yang terbuka dari situs penggalian dinosaurus tetapi dari dekat, terlihat jelas siluet muse T-Rex.

Harga & Spesifikasi Hermès Arceau Pocket Aaaaargh! Minute Repeater

Movement: Manual winding H1924 dengan cadangan daya 90 jam

Case: 43mm Rose atau emas putih dengan ketahanan air 30 meter

Tali: kulit

Harga: US$338.000 (sekitar Rp5 miliar)

luxuo-id-keberlanjutan

Desain Berkelanjutan: Perbaiki Kehidupan Sehari-hari

luxuo-id-keberlanjutan

Dewasa ini, dunia desain merangkul produksi “hijau” dan “bermakna” lebih dari sebelumnya. Konsep tersebut berawal sejauh pada era 1920an, ketika arsitektur Amerika visioner R. Buckminster Fuller mengadvokasi bahwa “less is more” dan desain haruslah “berantisipasi” untuk membantu memecahkan masalah dunia.

“Baik bagi konsumer dan pembuat, minat pada “yang berkelanjutan” bertumbuh tiap tahunnya” ujar Franck Millot, direktur dari acara tahunan Paris Design Week – sebuah pagelaran besar atas trend terbaru di perkakas dan dekorasi global.

“Seorang desainer tidak hanya membuat obyek yang indah, mereka juga bepikir bagaimana untuk memperbaiki kehidupan sehari-hari,” tambahnya.

Arsitek dan desainer asal Perancis Patrick Nadeau, seorang pionir di taman gantung urban dan desain berbasis tanaman, sudah terbiasa akan pemikiran ini.

“Tanaman, material tumbuhan, dengan warnanya, bahannya, tembus cahayanya, mereka membantu menciptakan kesadaran, sebuah kerangka yang hidup dan berkembang,” ujarnya.

Nadeau menerima pujian akan proyek perumahan sosial ramah lingkungan di Reims, ibukota Champagne.

Despite strict budget constraints, the homes were all made of wood and incorporated plants and sloping earthen walls – as well as optimal orientation – to enhance thermal insulation, lighting and harmony with nature.

Terlepas dari keterbatasan biaya, rumah-rumahnya seluruhnya terbuat dari kayu dan menggabungkan tumbuhan dan tembok tanah miring – dan juga orientasi optimal – untuk menambah insulasi termal, pencahayaan dan harmoni dengan alam.

Transisi energi

Gagasan Fuller bergaung dengan krisis minyak 1970an. Embargo dari Organization of the Petoleum Exporting Countries diberlakukan pada negara-negara industrialisasi akan keterlibatan AS di Perang Arab-Israeli tahun 1973 tiba-tiba menahan pasokan.

Sebagai hasilnya, bangsa-bangsa ini mulai berpikir ulang akan ketergantungan mereka pada minyak. Untuk Nadeau, “energy transisi” pasca-minyak adalah juga tanggung jawab untuk desainer dan arsitek.

“Kita harus merangkul pertanyaan-pertanyaan ini, jika tidak kita akan menyerah pada standar lama ketimbang berpikir tentang cara baru untuk hidup.”

Seseorang yang sudah menanggapi tantangan tersebut adalah Kartell, firma desain high-end Italia yang telah mengangkat plastik sebagai “vector” dari modern selama 70 tahun. Pada April, ia meluncurkan kursi “biodegradable” pertama terbuat dari limbah berbasis tumbuhan dan mikroorganisme.

Eco-design seperti itu memperbolehkan Anda untuk memproduksi tanpa merusak, adalah bagian dari strategi kami untuk masa depan,” presiden Kartell Claudio Luti mengatakan pada harian Perancis Le Monde.

Perubahan tersebut seringkali memerlukan reinterpretasi berteknologi tinggi dari bahan baku lama berbasis tumbuhan seperti material linen dari flax, hemp, jute, rumput laut dan vetiver, akar berserat mudah dianyam yang umum di Madagascar sekarang sangat diminati di Eropa dan AS.

Berabad-abad yang lalu, linen resisten dipadatkan dalam lapisan berturut untuk membuat baju pelindung bagi Alexander the Great dan kanvas lukisan bagi master besar dunia.

Hari ini, ia dicampurkan dengan resin untuk memproduksi papan seluncur salju, kursi, helm dan pintu mobil – sebuah substitusi ramah lingkungan untuk produk yang sebelumnya bergantung pada karbon berbasis bahan bakar gosil dan fiberglass berbasis plastik. Demikian pula, rami kuat digunakan untuk memproduksi lambung kapal.

Other materials find a second – often classier – life through “upcycling”, a movement to repurpose old or discarded objects so they do not add to the world’s garbage mass.

Material lain mendapatkan hidup kedua – seringkali lebih berkelas – melalui “upcycling”, sebuah pergerakan untuk menggunakan kembali obyek tua atau buangan supaya mereka tidak menjadi tambahan bagi limbah dunia.

Satu spesialis dari Paris Design Week adalah firma Belanda dengan moto “from waste to wonderful”. Bernama Rescued, ia menawarkan segalanya dari kandil kertas terbuat dari limbah percetakan hingga bantal kursi terbuat dari selimut lama.

Firma mewah juga telah mengikuti trend tersebut, seperti Hermes dengan laboratorium “Petit h” mendaur ulang bahan sisanya untuk dijual kembali sebagai tatakan mug, gelang, bahkan kincir kulit.

One French designer adds modern bells and whistles such as wifi and bluetooth to big old vintage radios.

Seorang desainer Perancis menambahkan aksen modern seperti wifi dan Bluetooth pada radio tua besar.

Desain lambat

Seiring dengan “upcycling”, mantra lain akhir-akhir ini adalah “slow design” – yang mengambil idenya dari pergerakan Slow Food – “sebuah pendekatan holistik berkelanjutan yang menekankan manfaat jangka panjang dari produk-produk dan dampaknya terhadap kesejahteraan konsumer dan lingkungan,” ujar direktur Design Week Millot.

Dengan “Slow Design”, “ada minat yang diperbarui dalam kepandaian dan kerajinan lama, obyek yang memiliki sejarah, dimana adanya sentuhan manusia dan sebuah hasrat untuk konsumsi yang masuk akal,” ujarnya.

Millot mengakui bahwa menggembar-gemborkan ekologi dalam apa yang sebenarnya sebuah sektor penjualan produk mungkin terdengar bertolak belakang, tetapi berkata ia merasa bahwa generasi desainer muda lebih “sadar akan taruhannya”.

Mereka termasuk desainer industrial Perancis Julien Pheydyaff yang pada 2014 membuat mesin cuci bernama “Unbreakable” – yangn memenangkannya penghargaan prestisius James Dyson, dinamai dari penemu Inggris paling dikenal untuk penyedot debunya.

Didesain agar bertahan selama setengah abad, mesin tersebut hadir dalam sebuah perangkat untuk dirangkai dan dilepas jika ada bagian yang membutuhkan penggantian dan perbaikan – tantangan Pheydyaff untuk “perencanaan keusangan” pada barang berteknologi tinggi dan peralatan rumah tangga yang pembuatnya sering dituduh akan sengaja membatasi usia produk mereka.

Dalam dua tahun, ia mencari partner untuk membantu mengkomersialkan produknya.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Sustainable Design: Improving Daily Life 

luxuo-id-kellydoscope

Eksibisi Hermès Kellydoscope di Singapura

luxuo-id-kellydoscope

Eksibisi Kellydoscope oleh Hermes

Dari sekarang hingga 16 Oktober, pembelanja di Ngee Ann City, Singapura dapat merasakan sendiri satu hari dalam hidup sebuah tas Hermès Kelly. Kami cukup yakin Anda tidak pernah terpikirkan apakah hidup sebagai sebuah tas, tetapi untuk mendapatkan pandangan Kelly atas dunia pastinya menarik. Berdiri setinggi 12 kaki, replika sesuai-skala Kelly yang ikonik ini adalah bagian dari perjalanan eksibisi bernama Kellydoscope oleh Hermès.

Setelah berpetualang ke Hong Kong, London dan Kuala Lumpur, eksibisi ini adalah satu yang dapat menguncang dunia Anda. Eksibisi interaktif ini mengundang Anda untuk memasuki Kelly yang besar tersebut dimana tiga film pendek akan diputar seraya Anda duduk di kursi yang dibentuk sesuai dengan kotak oranye Hermès. Tetapi jangan salah, duduk berdiam bukanlah tujuan dari eksibisi ini dan Anda harus bersiap dengan sesuai. Seperti tas-tas yang dibawa berkeliling seluruh dunia, mengalami banyak naik-turun dan guncangan, Anda pun akan seperti itu; Kellydoscope bergerak dengan arah yang menyerupai pengalaman tas tersebut dalam setiap film. Berbicara tentang pengalaman imersif, yang satu ini memang unik, bahkan mengguncang.

Bebas dan menawan, film-film pendek tersebut mengeksplorasi berbagai gaya hidup dari wanita yang memiliki dan menyukai tas Kellynya sendiri. Eksplorasi momen-momen luar biasa ini dengan mengunjungi eksibisi Kellydoscope. Eksibisi ini hanya memuat satu orang sekali, maka bersiaplah untuk mengantri.

Eksibisi Kellydoscope berlokasi di atrium Ngee Ann City dari pukul 10.00 sampai 21.30 setiap hari hingga 16 Oktober.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Kellydoscope Exhibition By Hermes in Singapore 

Slim d'Hermès ambiance

Slim d’Hermès Email Grand Feu: Daily Beater

luxuo-id-slim-dhermes-email_ambiance-joel-von-allmen

Ketika anda mengamati Slim d’Hermès Email Grand Feu, anda sedang melihat api dan es. Api, karena dial enamelnya dibakar dalam suhu 830°C, yang juga merupakan alasan mengapa dial sejenis disebut ‘grand feu’  (panas hebat, secara harafiah). Bagian ‘es’-nya lebih sebagai metafor yang mencerminkan presisi dalam perakitan in-house H1950 ultra-thin automatic movement dan juga font-nya. Ya, desainer grafis Philippe Apeloig dengan spesial membuat font bilangan Arab untuk jam tangan ini. Perhatikanlah dial-nya dengan lama, and lihatlah bagaimana baton hands yang indah berkoperasi dengan dial Grand Feu dan font-nya. Biarkan anda makin menggemarinya seiring anda memakainya.

Kami pertama melihat jam tangan ini di stan La Montre Hermès di BaselWorld tahun ini, dimana melalui berbagai pendapat adalah sukses yang tidak terkualifikasi. Tetapi daya tarik yang benar-benar mencengangkan kami adalah ketika kami mengunjungi pameran Slim d’Hermès di Singapura beberapa bulan yang lalu, dimana font-nya menjadi hidup. Keindahan garis-garisnya mungkin susah diapresiasi di kanvas sekecil dial jam tangan, tetapi ini adalah sesuatu yang anda akan rasakan seiring waktu. Ini penting karena Hermès mengatakan bahwa jam tangan menawan ini didesain untuk menjadi sebuah daily beater.

Slim d'Hermes Firing Dials

Pembakaran dial

Kembali pada kanvasnya, anda tidak dapat memahami daya tarik khas enamel Grand Feu di gambar-gambar. Pada akhirnya, anda harus melihat secara langsung. Ketika anda melakukannya, ingatlah bahwa ini adalah three-part structure yang dirangkai secara manual, dan keindahan dial-nya tergantung sepenuhnya dengan berapa lama sang artisan membiarkan dial-nya tereskpos api pada proses pembakaran. Hasil glaze yang anda lihat disini permanen dan tidak membutuhkan penggosokan – sejak saat dial muncul dari tempat pembakaran untuk terakhir kalinya sampai akhir waktu, propertinya tidak akan berubah. Ini, tentu saja, berkontras dengan lacquer simpel, yang berubah seiring waktu; dial putih seperti ini akan perlahan memperoleh warna kekuningan.

LUXUO ID Slim d'Hermes Claude Joray

Spesifikasi:

  • Dimensi: 39.5mm
  • Fungsi: Jam, menit, detik kecil
  • Kapasitas daya: 42 hours
  • Penggerak: Automatic (micro-rotor), calibre H1950
  • Bahan: Rose gold (5N 750)
  • Kedap Air: 30 meters
  • Strap: Matt Havana alligator

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca disini: Slim d’Hermès Email Grand Feu: Daily Beater.