Tag Archives: Indonesia

15 Seniman Muda Inovatif Indonesia di 2021

Terletak di benua sebelah timur dan dikenal sebagai Tempat Lahirnya Seni, Indonesia adalah negara kepulauan dengan 17.000 hingga 18.000 pulau yang berjajar di garis khatulistiwa di Asia Tenggara. Dari abstrak yang hidup dan energik hingga lukisan fotorealistik yang sangat canggih dan terperinci, terdapat bentuk seni yang menampilkan keunikan setiap individu yang muncul dari beragam jenis seniman. Mengutip Art Republik, berikut 15 seniman Indonesia yang inovatif di tahun 2021.

 

I Nyoman Masriadi

Melebih-lebihkan adalah kata yang bisa jadi cocok melekat pada lukisan seniman berusia 37 tahun yang tinggal di Yogyakarta ini. Didominasi dengan lukisan yang memuat fitur tubuh membulat, sosok yang ditampilkan Masriadi sering kali merupakan turunan dari video game dan komik. Melalui deformasi subjeknya, ia mengkalibrasi ulang persepsi sosok manusia dan mewujudkannya sebagai gaya ikoniknya. Lukisannya, The Man From Bantul (The Final Round), terjual dengan harga US$296.800 (atau sekitar Rp4,1 miliar), memecahkan rekor seni kontemporer Asia Tenggara.

Jelajahi karya seninya di: https://inyomanmasriadi.com/ 

 

Lugas Syllabus

Surealistis dalam gaya Dali-esque, lukisan dan pahatan Lugas langsung menarik perhatian publik begitu mata tertuju pada karyanya. Referensi budaya pop dan cerita rakyat mencuat dari berbagai bagian lukisannya, mendorong penikmat karyanya untuk menarik kesejajaran dan menghidupkan kembali kenangan dan pengalaman masa lalu. Intinya, karya Lugas membahas ironi dan kontradiksi dalam masyarakat modern, sehingga membuka kembali percakapan yang menarik untuk dibahas.

Jelajahi karya seninya via instagram: @lugassyllabus

 

Soni Irawan

Multi talenta dan kemampuan yang berlapis seperti karya seni yang dihasilkannya, pendiri band eksperimental Jogjakarta Seek Six Sick ini berhasil menggabungkan semangat dan energi musiknya ke dalam lukisan. Dengan menjadikan musik noise rock sebagai landasan karya seninya, musisi sekaligus pelukis ini menganut chaos sebagai inti dari hasil kreatifnya. Kesempatan jam session yang dilakukan Soni sering melibatkannya untuk mengisi celah-celah dalam suara yang ada dari rekan bandnya dengan miliknya sendiri, dan dia juga meniru pendekatan ini dalam lukisannya, membuat karyanya menjadi komposisi visual musik rock.

Jelajahi karya seninya di: @soni_irawan_soni

 

Dedy Sufriadi

Seni rupa pasca-Suharto di Indonesia sering hadir dengan pendekatan realisme, dan terlalu berlebihan sehingga Dedy Sufriadi perlu mencari jalan keluar untuk melukiskan minat akademisnya pada Eksistensialisme. Di atas warna-warna kuat yang diaplikasikan pada kanvas yang cukup besar sering kali terdapat coretan teks atau citra yang menggugah karakteristik gaya Ekspresionisme, dan dalam gaya inilah Dedy memilih untuk menunjukkan kekuatan dari pendekatan artistiknya. Melalui ini, ia mempertanyakan dan menampilkan kembali gagasan hidup di tengah absurditas menjalaninya.

Jelajahi karya seninya di: @dedysufriadi

 

Justian Jafin

Seperti kolase tetapi bukan, karya Justian Jafin yang berusia 34 tahun diikuti dengan komentar tentang masalah sosial saat ini. Berkarya dengan akrilik, gaya lukisannya melibatkan pembuatan lapisan yang tumpang tindih, menutupi dan mengungkap variasi subjek dalam karya tersebut. Dengan cara ini, publik mengamati dengan seksama saat sebuah cerita terungkap di depan mata mereka, mengarahkan fokus pada peran mereka dalam hal berkontribusi kepada masyarakat dan semoga memberdayakan mereka untuk membawa perubahan.

Jelajahi karya seninya di: @justianjafinw

 

Naufal Abshar

Tertawa adalah produk sampingan langsung dari rasa bahagia, tetapi Naufal berusaha untuk membedah lapisan dari tindakan tersebut dalam karyanya. Terkait langsung dengan kesehariannya, Naufal menarik perhatian pada hal-hal yang biasa dan menyita perhatiannya. Ketertarikannya mempertanyakan kondisi manusia semakin menambah kedalaman aspek konseptual pada karya seninya, yang melengkapi dan kontras dengan imaji-imaji aneh dalam karya-karyanya.

Jelajahi karya seninya di: @naufalabshar

 

Anton Afganial

Sangat bersemangat dan mengusung kekacauan yang terkendali, lukisan Anton adalah kumpulan bentrokan yang menguraikan latar belakangnya sebagai orang Madura di mana warna-warna berani dan mencolok sangat dirayakan oleh rakyatnya. Mungkin nuansanya menunjuk pada karya-karya lukisan batik, tetapi Anton mengungkapkan bahwa hal itu sebagian besar dikaitkan dengan penggunaan garis-garis yang ditetapkan untuk menekankan bentuk dan wujudnya dalam lukisan. Seringkali tergerak oleh situasi seperti konflik manusia, cinta, keseimbangan, dan identitas budaya, Anton ingin proses artistiknya intuitif sekaligus spontan. Semua lukisannya adalah perwujudan energi, antusiasme, emosi, kontradiksi, dan keingintahuan.

Jelajahi karya seninya di: @afganial_

 

Agus Saputra

Karya seni gaya Batuan klasik yang berasal dari Bali Selatan seringkali padat, dinamis, dan detail proyeksi adegan atau tema kehidupan sehari-hari. Agus mengadopsi fitur ini dalam membawakan gaya zaman modernnya untuk menafsirkan kembali tradisi melalui sudut pandangnya sendiri. Lanskap kompak dari elemen-elemen yang sesuai dan berinteraksi satu sama lain menciptakan perpaduan narasi yang terungkap dengan cara berbeda untuk setiap penikmat yang berdiri di depan karya seninya, yang pada akhirnya membuat proses bercerita menjadi unik bagi setiap individu.

Jelajahi karya seninya di: @im.agusaputra

 

Iwan Suastika

Di mata Iwan Suastika, konsepnya sederhana: Akulah alam semesta, Engkau adalah alam semesta, dan Kita adalah alam semesta. Narasi visual Iwan adalah adegan surealistik dari binatang humanoid dan referensi budaya pop yang sangat dijiwai dengan simbol dan metafora. Setiap karya menghasilkan percakapan antara seniman dan karyanya, yang kemudian disampaikan kepada publik sebagai pesan samar untuk diuraikan. Mungkin inilah alasan mengapa Iwan menonjol sebagai ahli enigmatologi artistik yang tidak pernah berhenti pada penciptaan teka-teki visual dan kecakapan mendongengnya.

Jelajahi karya seninya di: @iwansuastika

 

Dodit Artawan

Percakapan sering kali terjadi seperti ini; “Tidak, itu bukan foto!”, “Ya, itu kan dicat!” Perlu waktu lebih banyak dan sering saat melihat ke arah karya seni Dodit. Digambarkan secara hiperrealistis, Boneka Barbie berbalut bikini dan botol alkohol Dodit adalah kritik langsung terhadap masalah kapitalisme konsumen yang berkembang di pulau Bali tempat dia tinggal. Kurangnya kontrol terhadap konsumsi alkohol menjadi pertanyaan etika ketika remaja di bawah umur memiliki akses untuk membeli alkohol di toko-toko. Melalui karya seninya, Dodit mengangkat masalah yang dihadapi penduduk setempat selama beberapa dekade hingga sekarang.

Jelajahi karya seninya di: @doditartawan

 

Nana Tedja

Salah satu seniman yang paling cenderung organik adalah Nana Tedja, salah satu seniman perempuan terkemuka di Indonesia yang tidak takut mengekspresikan dirinya dalam kancah seni yang didominasi laki-laki. Berani, ekspresif, dan liar, pendekatan artistik Nana mendobrak batas antara dirinya dan seni. Bersikap jujur pada dirinya sendiri dalam segala hal, dia selalu menginginkan karya seninya menjadi cerminan langsung dari karakter dan kepribadiannya. Ekspresionisme abstrak mungkin gaya yang dia pilih, tetapi Nana dengan meyakinkan menyatakan bahwa satu-satunya alasan metode melukisnya hanya berdasarkan preferensi dan suasana hatinya, dan tidak lebih.

Jelajahi karya seninya di: @nana_tedja

 

Kencut

Putu Adi Suanjaya, atau dengan sebutan Kencut, memunculkan karakter boneka ikoniknya lengkap dengan mata kancing yang melotot. Mata manusia sering dikenal sebagai jendela jiwa, karena dengan mudah membocorkan informasi, baik sengaja atau tidak, tentang orang dan keadaan emosionalnya. Dalam karyanya, dia memilih untuk menghilangkan jendela tersebut dan menggantinya dengan tombol biasa-biasa saja. Namun, kurangnya indikasi tentang emosi makhluk juga tidak meninggalkan jejak pada kebohongan yang berpotensi mereka tanggung, dan dalam ketidaktahuan tentang semua hal yang tidak baik inilah ia menciptakan kantong optimisme untuk didiamkan oleh pendengarnya; tempat tanpa kebohongan memang tempat yang membahagiakan. Lukisannya berfungsi sebagai pengingat bahwa kehidupan harus dinavigasi secara positif seperti seorang anak yang tidak mengenal dosa.

Jelajahi karya seninya di: @suanjaya_kencut

 

Aurora Santika

Karya Aurora, dengan warna datar dan garis tebal, dimulai sebagai hobi, lalu muncul mencuri perhatian, dan kemudian menjadi karya ajakan untuk berdiskusi. Dia menggunakan seni sebagai wadah untuk menyampaikan ide-ide yang akan mempengaruhi tindakan dari orang-orang saat dia menyelidiki dan menyodok isu-isu dalam dinamika sosial-ekonomi di masyarakat. Topik-topik ini umumnya sulit untuk diangkat tanpa menambahkan bahan pematik pembahasan, tetapi Aurora percaya bahwa seni, apa pun medianya, adalah instrumen yang sempurna untuk memulai percakapan tentang subjek, terutama tentang kemanusiaan secara keseluruhan. Sebagian besar masalah yang dibahas dalam seni Aurora terinspirasi oleh interaksi kehidupan nyata dengan orang-orang yang bertindak sebagai pelaku dalam masalah tersebut, menjadi korbannya, atau berjuang sekuat tenaga untuk menghilangkannya.

Jelajahi karya seninya di: @aurora_santika

 

Petek Sutrisno

Menjadi bagian dari generasi seniman muda yang karyanya sangat dipengaruhi oleh komik, kartun, ilustrasi, dan budaya pop, Petek Sutrisno sengaja memasukkan kehidupan sehari-harinya ke dalam setiap karya untuk menggambarkan pesan yang dimaksudkan dan relevan yang dapat diterima oleh audiensnya dengan mudah. Sebagian besar karyanya adalah terjemahan visual dari pengalaman masa kecilnya dan masalah politik saat ini. Bunga adalah pemandangan umum dalam lukisan Petek, dan ia menjelaskan bahwa bunga-bunga itu berkaitan dengan unsur cinta, keindahan, dan kedamaian, yang secara religius ia gabungkan ke dalam semua karya seninya. Dalam kaitannya dengan hal yang terjadi saat ini, unsur alam menjadi bahan pokok dalam karyanya sebagai pengingat bahwa permasalahan lingkungan masih belum terselesaikan dan menjadi kewajiban setiap orang untuk melestarikan dan tidak semakin merusak alam dan lingkungan.

Jelajahi karya seninya di: @peteksutrisno

 

Bahaudin

Dalam budaya tertentu, Bahaudin berarti “Keyakinan Agung”. Sebagai seorang pemuda dengan nama yang kuat dan keterampilan yang sama kuatnya, karakter Bahaudin yang mencolok adalah pembawa perdamaian dan cinta. Karakter anak kecil dengan superhero yang lucu dan kartun sering menjadi episentrum karyanya saat ia mengadvokasi penyelesaian anti-konflik dunia di sekitarnya untuk menuju perdamaian dunia. Dalam pertanyaan yang diajukannya, “Bukankah orang sudah bosan dengan ketidaksetujuan dan menumpahkan darah mereka di bumi yang kita cintai ini?”, ia menyodorkan sesuatu yang patut jadi perhatian.

Jelajahi karya seninya di: @bahaudin__

Artikel ini bersumber dari: “15 Trailblazing Indonesian Artists in 2021”

Fiona Tan, Seniman Residensial di Getty Research Institute

luxuo-id-inventory_london

Fiona Tan, sang seniman

Terlahir di Indonesia dan dibesarkan di Australia, Fiona Tan saat ini tinggal di Belanda. Utamanya seorang seniman visual, Tan dikenal akan fotografi, film dan instalasi videonya. Karyanya mempertanyakan dan mengeksplorasi ide representasi individual dan mekanisme dari bagaimana kita menginterpretasi representasi lainnya. Identitas, memori, dan sejarah berada terdepan dari karyanya, yang bertujuan untuk menghadirkan pengalaman sensorial yang sekuat konten intelektual yang ia tawarkan.

The Getty Scholars Program: “Art and Anthropology”

Getty Institute adalah sebuah program operasi dari J. Paul Getty Trust, berbasis di California, yang objektifnya adalah untuk memperbaiki pengertian global akan seni dan sejarah melalui riset, eksibisi dan program publikasi.

Getty Scholars Program tahunan ini telah ada sejak 1985. Intelektual terpilih dari berbagai disiplin dan negara diundang ke Institute tersebut, salah satu dari perpustakaan seni dan arsitektur di dunia, untuk bekerja dalam proyek tersebut terkait dengan tema dari tahunnya.

Bagi edisi 2016 dari Scholars Program, tema tersebut adalah “Art and Anthropology” dan “The Classical World in Context: Egypt”. Topik-topik seperti Early Modern Islamic Printmaking, Graffiti and Vernacular Art, Transnational Art in Ghana, Pueblo Architecture dan Ptolemaic Queens akan menjadi topik belajar dan diskusi diantara beberapa intelektual terpilih.

Seniman dan intelektual residensi

Alexa Sekyra, kepala dari Scholars Program menjelaskan bahwa “Sejak 1985, GRI telah mengutamakan beasiswa tersebut, menjadikannya mustahil bagi profesional seni pada tahap-tahap berbeda dalam karirnya untuk menenggelamkan diri dalam proyek riset tertentu, memberikan mereka ruang dan waktu yang didekasikan untuk kebebasan intelektual dan kreatif.” Selama program tersebut, Fiona Tan akan bekerja dalam riset berjudulkan “ An Anthropology of Art, Questions and Challenges.” Seniman residensi sebelumnya di Getty Scholars Program telah mengikutkan seniman visual Tacita Dean, dan seniman pasca minimalis Richard Tuttle.

luxuo-id-halong-bay-vietnam

Berlayar dari Singapura: Coral Expeditions Asia Tenggara

luxuo-id-halong-bay-vietnam

Coral Expeditions melakukan perjalanan inaugurasi Asia Tenggara dari Singapura pada 25 November 2016, mengikuti makeover dari kapal utamanya Coral Discoverer. Yang menjadikan kapal pesiar ini menonjol dibandingkan semuanya adalah pengalaman yang ia tawarkan. Karena Coral Discoverer adalah kapal yang cukup ringkas, ia dapat berpetualang ke area yang tak terjangkau oleh kapal besar. Maka dari itu, kapal layar tersebut akan menjadi sebuah petualangan di perairan yang jarang terjamah, yang memiliki rahasia perjalanan terbaik dari Asia Tenggara.

luxuo-id-thousand-islands-indonesia

Pulau Seribu – Indonesia

Jadwal yang tersedia menepati hasrat Coral Expeditions akan eksplorasi, menjelajahi wilayah tepian Indonesia, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand. Petualang dapat memilih dari 12 malam dari Singapura ke Yangon (dan sebaliknya), 12 malam dari Ho Chi Minh City ke Hanoi, dan 17 malam dari Singapura ke Darwin.

luxuo-id-halong-bay-vietnam

Halong Bay – Vietnam

Berpetualang ke Halong Bay di Vietnam (atas), atau gunung berapi Anak Krakatau di Indonesia. Ketika berada di daratan, para petualang dapat bereksplorasi diversitas budaya akan destinasi mereka, seperti Burma WWII Railway Memorial, Pulau Komodo Indonesia, atau Angkor Wat Kamboja.

luxuo-id-sun-deck-bar-concept

Sun Deck Bar

Seiring dengan pengenalan dari pelayaran baru, upgrade terbaru dari Coral Discoverer memiliki ruang makan, ruang santai dek, dan dek matahari yang diperbarui. Dari Sun Deck (atas) khususnya, ruang tersebut telah diperbarui sebagai hub sosial untuk sesama petualang bergaul, dilengkapi dengan bar melingkar, kursi cabana, dan area makan ruang terbuka.

luxuo-id-bridge-deck-balcony-stateroom-concept

Bridge Deck Balcony Stateroom

Perbaruan tersebut juga memiliki enam Bridge Deck Stateroom, menambah sejumlah total 36 kamar di kapal. Setiap pelayaran Coral Expedition akan hanya memiliki 72 penumpang diatas kapal, menjadikan pengalaman perjalanan yang intim dan kesempatan untuk merasakan persembahan budaya dari tujuannya.

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Cruise From Singapore: Coral Expeditions Sets Sail to Vietnam, Thailand and more

Celebration of the Arts

 

luxuo-id-art-stage-singapore-2016_entang-wiharso_feast-table-undeclared-perceptions_presented-by-arndt

Lorenzo Rudolf secara gamblang berbicara kepada ART REPUBLIK mengenai perkembangan seni kontemporer di kawasan Asia Tenggara, terutama di Indonesia.

Apa yang menjadi alasan utama Anda untuk membuka Art Stage di Jakarta?

Pada saat saya menginjakkan kaki di Jakarta, saya telah bertemu dengan berbagai pihak dan mereka selalu menanyakan hal ini kepada saya. Mengapa tidak membuka Art Stage di Jakarta? Namun saya selalu mempunyai prinsip, apabila ingin membuka sebuah pameran seni di suatu tempat, maka Anda harus tahu segala hal terlebih dahulu terutama pada bidang pemasarannya. Alasan saya memilih Singapura untuk pertama kalinya adalah karena negara ini memegang peranan yang sangat penting di kawasan Asia Tenggara dan memiliki perekonomian yang sangat stabil.

Faktor kedua yang harus diperhatikan adalah momen. Art Stage sendiri sudah cukup banyak bekerja sama dengan para seniman Indonesia. Kami selalu mempromosikan seniman Indonesia di skala internasional pada setiap kesempatan yang ada. Namun saya pikir sudah saatnya kami mempromosikan Indonesia kepada para pecinta seni di dunia untuk datang ke sini. Indonesia pada saat ini telah memiliki infrastruktur yang sudah baik, maka saya yakin sudah saatnya kami hadir di Indonesia. Bagi saya apabila Anda ingin melihat karya seni Indonesia secara otentik, maka Anda harus berkunjung ke Indonesia secara langsung. Dengan cara inilah Anda baru benar-benar bisa merasakan, melihat , dan menikmati karya seni Indonesia secara utuh.

Dengan hadirnya acara ini saya berharap agar para kurator, seniman, dan pemilik galeri baik dari Indonesia maupun dari luar negeri dapat menjalin sebuah hubungan yang baik untuk kedua belah pihak setelah acara ini. Saya juga memiliki harapan agar karya seni Indonesia dapat diperkenalkan oleh galeri-galeri lokal di acara seni berskala internasional.

luxuo-id-art-stage-singapore-2016_yudi-sulistyo_world-without-sea_presented-by-arndt

 

Pada saat Art Stage merencanakan untuk melaksanakan Art Stage Jakarta, banyak pihak yang bertanya akankah terdapat perbedaan yang cukup signifikan pada Art Stage Jakarta dan Art Stage Singapore, mengingat jarak kedua acara ini cukup berdekatan. Bagaimana Anda menanggapi opini ini?

Ada dua hal yang harus diperhatikan apabila membandingkan Art Stage Singapore dan Art Stage Jakarta yaitu kondisi dari kedua negara ini yang sangat berbeda. Jika membandingkan Singapura dan Indonesia di kawasan Asia Tenggara maka Anda akan menemukan, bahwa Singapura adalah sebuah negara yang sangat kecil, namun sangat memegang peranan yang penting di kawasan Asia Tenggara. Memiliki infrastruktur yang sangat lengkap dan menjadi kota internasional yang dipandang oleh negara lain, serta telah dikenal sebagai kota yang sangat multikultural. Dunia seni di negara ini juga berkembang sangat bagus dan cepat. Singapura juga telah menjadi tujuan wisata atau bisnis dari berbagai negara, maka dari itu negara ini menjadi tempat yang sempurna untuk berbisnis atau meluncurkan sebuah produk.

Di sisi lain Indonesia merupakan negara yang memiliki jumlah karya seni sangat tinggi dan memiliki pangsa pasar menjanjikan di kawasan Asia Tenggara. Ini berarti tidak hanya Indonesia yang harus memperkenalkan dirinya di mata dunia internasional, namun harus juga bisa mendatangkan masyarakat dunia ke negara ini. Maka dari itu kami hadir disini untuk mewujudkan dan membantu agar hal tersebut dapat terlaksana. Nantinya apabila ini sudah berhasil, maka kedua negara ini bisa dapat saling membantu dan melengkapi. Dimana galeri-galeri Indonesia dapat memperkenalkan karya seni terbaru mereka di Singapura, sehingga pada akhirnya para pecinta seni dari berbagai belahan dunia juga dapat berkunjung ke Indonesia untuk mengenal karya tersebut lebih lanjut.

luxuo-id-art-stage-singapore-2016_visitors-viewing-works_2

Suasana Art Stage Singapore 2016

Kriteria galeri seperti apakah yang Anda cari untuk ditampilkan di Art Stage Jakarta?
Pada awal kami merencanakan ini, kami ingin agar pada akhirnya acara ini dapat mencapai sebuah kesuksesan yang tidak hanya memenuhi standar Art Stage tetapi bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya. Maka dari itu kami menentukannya berdasarkan permintaan dari pasar yang sudah ada. Kami selalu berupaya untuk membangun koneksi dan mendengarkan setiap saran yang ada. Art Stage selalu mengedepankan segi kualitas dibandingkan kuantitas, maka dari itu kami hanya memilih sekitar 50 galeri saja untuk ditampilkan pada Art Stage Jakarta.

Kami juga menginginkan agar pada akhir acara ini tercapai dua buah gol. Pertama, kami ingin membawa massa dari dunia internasional ke Indonesia. Maka dari itu kami akan memilih galeri-galeri terbaik dari Indonesia untuk ditampilkan pada Art Stage Jakarta sehingga para pengunjung akan merasa puas melihat karya seni Indonesia yang ditampilkan dari galeri-galeri lokal. Kami juga akan menghadirkan galeri dari luar negeri di Art Stage Jakarta, hal ini bertujuan untuk menciptakan interaksi antar galeri baik dari Indonesia maupun dari luar negeri baik dari Asia Tenggara maupun dari Eropa atau Amerika. Dengan cara ini, mereka dapat saling membantu satu sama lain sehingga dapat berkembang lebih baik lagi.

Bagaimana Art Stage memandang peranan para seniman muda pada saat ini?
Bagi kami, seniman muda juga memegang peranan yang sangat penting sama halnya dengan seniman yang sudah ada. Untuk mencari sebuah karya yang bagus, Anda tidak harus mencari tahu apakah seniman tersebut baru saja terjun ke dunia ini atau karya tersebut merupakan karya dari seniman yang sudah ternama. Seniman yang sudah ada merupakan sebuah sejarah sedangkan seniman muda merupakan masa depan, standar yang menyamakan kedua generasi ini adalah kualitas yang mereka tampilkan.

Di Indonesia banyak sekali para seniman, kurator, dan galeri seni yang muncul. Bagi kami ini merupakan suatu hal yang sangat penting, karena kami bisa membangun dimensi yang baru untuk Indonesia. Apabila Anda melihat yang sudah ada, banyak galeri di Indonesia yang hanya memasarkan produknya hanya di Indonesia saja. Maka dari itu kami akan membantu mereka untuk merambah pasar yang lebih luas lagi dengan pameran seni berskala internasional. Anda harus bisa mengubah pola pikir, bahwa generasi muda memegang peranan yang sama pentingnya dengan mereka yang sudah ada baik itu dari segi seniman, kolektor, maupun galeri seni.

luxuo-id-art-stage-singapore-2016_yinka-shonibare-mbe_alien-man-on-flying-machine-alien-woman-on-flying-machine-alien-child-_presented-by-pearl-lam-galleries

Kanan beberapa karya yang ditampilkan oleh Pearl Lam Galleries pada Art Stage Singapore

Banyak yang berpendapat bahwa bidang dunia seni di Indonesia tidak terlalu menjanjikan seperti di negara lain, sebut saja Singapura. Namun Anda tetap memilih untuk mengadakan Art Stage Jakarta. Bagaimana Anda mengedukasi masyarakat Indonesia mengenai dunia seni khususnya kontemporer?

Sebagai seorang entrepreneur, pasti saya akan selalu dihadapi dengan berbagai pilihan dan masalah. Namun semuanya pasti selalu ada solusi. Satu hal yang pasti, saya sangat setuju dengan pendapat Anda. Jika kita membandingkan jumlah populasi masyarakat yang ada di Indonesia dengan orang-orang lokal yang sudah paham mengenai dunia seni, maka Anda akan mendapatkan jumlah yang sangat sedikit atau minoritas. Tetapi apabila kita melihat lebih seksama mengenai jumlah angka yang ada di Indonesia, maka bisa dikatakan para pecinta seni yang ada di Indonesia lebih banyak daripada di Singapura.

Di Asia Tenggara, tidak hanya di China atau Singapura, sebuah pameran seni dapat dikatakan juga sebagai sebuah edukasi kepada masyarakat luas. Tujuan utama dari Art Stage bukanlah mencari keuntungan dari setiap pameran yang kami adakan, namun kami ingin mengedukasi masyarakat mengenai dunia seni. Baik bagi mereka yang sudah mengenal dunia seni maupun orang awam sekalipun. Bagi saya, pameran dapat dikatakan sebagai sebuah museum sementara yang dimana Anda bisa bertemu dengan orang-orang yang menyukai seni dan berinteraksi secara langsung dengan mereka. Baik mereka para pekerja seni yang sudah profesional, penyuka dunia seni, ataupun orang-orang yang penasaran dengan bidang seni yang belum tentu dapat Anda temui setiap harinya.

Artikel ini pertama kali dimuat majalah ART REPUBLIK Indonesia.

LUXUO ID MACAN Gambaran Cerah Dunia Seni Indonesia Art Stage Jakarta

MACAN, Gambaran Cerah Dunia Seni Indonesia

LUXUO ID MACAN Gambaran Cerah Dunia Seni Indonesia Art Stage Jakarta

Dari Jakarta hingga Bali dan Yogyakarta, dunia seni rupa Indonesia semakin berkembang. Didukung oleh makmurnya kelas menengah serta minat yang tinggi dari pembeli internasional, banyak galeri butik dan seniman bermunculan. Acara tahunan seperti Jakarta Biennale, ArtJog, Bazaar Art Jakarta dan kini Art Stage Jakarta 2016 juga terus memompa minat kolektor.

Tapi kritikus memperingatkan ketiadaan pendanaan dari pemerintah dan kurangnya museum seni berkualitas tinggi, membuat banyak masyarakat tak memperhatikan dunia seni Indonesia.

Seorang pengusaha, Haryanto Adikoesoemo, bertekad untuk mengubah hal itu. Ia akan membuka Museum of Modern Museum of Modern and Contemporary Art Nusantara di tahun depan.

“Dunia seni Indonesia saat ini adalah salah satu yang terbesar dan terbaik di Asia Tenggara, tapi kami merasa kurang mendapat sokongan institusional dalam hal ini,” kata Haryanto dalam wawancara dengan AFP.

Dia menambahkan bahwa Indonesia adalah rumah bagi industri seni yang sangat “hidup”, dia merasa kekurangan “museum seni berkualitas tinggi, yang terbuka untuk umum”.

Thomas Berghuis, mantan kurator seni Cina di Guggenheim Museum, New York, telah ditunjuk sebagai direktur MACAN, dan pameran pertama museum ini akan menampilkan kurang lebih 800 karya seniman asal Indonesia, Asia dan barat. Semua karya tersebut merupakan koleksi pirbadi Haryanto.

Sudah satu dekade sejak Haryanto pertama kali berpikir untuk menggunakan koleksi pribadinya dalam rangka membantu menciptakan sebuah museum seni kelas dunia, yang terbuka untuk umum. Dia dia merasa sekarang adalah waktu untuk membuka ruang seperti ini di Indonesia. Ketika berbicara soal seni, ia percaya “semakin banyak orang di seluruh dunia yang sedang memperhatikan Asia Tenggara.”

Museum sebesar 4.000 meter persegi ini akan memiliki taman patung dalam ruangan dan zona khusus pendidikan. Rencana tata letak ini adalah bagian dari pembangunan yang lebih besar di Jakarta. Museum yang masih dibangun ini juga mencakup restoran, kafe, kantor dan tempat tinggal.

Koleksi Haryanto yang dikumpulkan selama lebih dari seperempat abad, termasuk karya-karya S. Sudjojono, yang dianggap sebagai bapak modernisme Indonesia dan pelukis ekspresionis Affandi. Juga beberapa karya oleh seniman Barat kenamaan seperti Andy Warhol, Frank Stella, Jeff Koons, dan Gerhard Richter.

Pecinta Seni

Haryanto sebagai pendonor dana utama MACAN, juga menginginkan museum ini menjadi ruang subur bagi para seniman untuk memamerkan karya mereka. Dia juga berharap untuk menjalin kolaborasi dengan galeri di luar negeri.

“Kami ingin menciptakan sebuah panggung pertukaran budaya-seni Indonesia untuk dibawa ke dunia, dan seni dunia dibawa ke Indonesia,” kata kepala perusahaan logistik AKR Corporindo tersebut.

Pembukaan MACAN yang tentunya sudah dinanti-nanti, karena di Indonesia tak banyak koleksi pribadi yang dipamerkan untuk publik. Museum-museum yang sudah ada biasanya biasa saja, dan lembaga-lembaga yang dikelola pemerintah sebagian besar memiliki standar yang rendah.

Heri Pemad selaku koordinator ArtJog mengatakan museum tersebut adalah jawaban yang ditunggu para pecinta seni kontemporer.

“Saat ini kancah museum di Indonesia kondisinya sangat menyedihkan. Selera publik akan seni berkembang lebih cepat dari museum, di mana waktu tampaknya berhenti sama sekali,” ujar Heri.

Berghuis juga berharap MACAN dapat mendorong profesional muda tertarik untuk berkarir di bidang seni dengan menawarkan peluang dalam bidang-bidang seperti manajemen pameran, seni kurasi dan konservasi, serta urusan hukum.

“Visi kami adalah untuk bagian dari yang membantu menumbuhkan iklim seni yang sehat di Indonesia,” ujar Berghuis. Pembukaan museum ini bertepatan dengan perkembangan pesat kancah seni Asia Tenggara.

Singapura yang meluncurkan minggu seni tahunan di tahun 2013, tahun lalu juga membuka National Gallery bernilai $376 juta yang menampilkan koleksi pada publik koleksi dunia seni modern terbesar di Asia Tenggara. Museum ini rumah bagi lebih dari 8.000 karya dari abad ke-19 dan ke-20.

Pagelaran terpopuler di Singapura, Art Stage, menggelar acara perdananya di Jakarta pada Agustus 5 hingga 7 lalu, menampilkan berbagai karya seni kontemporer dari 50 lebih galeri. Haryanto berharap MACAN dapat meningkatkan posisi wilayah Asia Tenggara sebagai pusat seni, dan membawa kesegaran bagi lanskap budaya Indonesia.

“Saya percaya bahwa dengan menghargai dan memahami seni kita dapat meningkatkan kualitas hidup kita,” tutup Haryanto menambahkan.