Tag Archives: Roma

luxuo-id-karimrashid

Dapatkah Desain Bagus Perbaiki Dunia? Karim Rashid Setuju

luxuo-id-karimrashid

Karim Rashid di Roma, Italia

Desainer industrial asal Kanada-Amerika Karim Rashid memiliki misi untuk mengubah dunia, dan motifnya bukanlah uang maupun popularitas, melainkan bagi ibundanya. “Dunia ini sedang kacau, tidak bekerja dengan benar,” keluhnya seiring ia berefleksi pada jalurnya ke popularitas global dan bagaimana ia dapat memberi kembali pada wanita yang membesarkannya.

“Kita sudah mengacuhkan pentingnya fungsionalitas. Saya tidak tahu mengapa. Setiap hotel yang saya kunjungi, adalah kacau; lokasi kamar mandi, pencahayaan,” ujarnya di Rome’s University of Fine Arts (RUFA).

Ia didaulat oleh majalah Time pada 2001 sebagai “desainer industrial paling terkenal di seluruh Amerika”, telah mendesain segalanya dari penutup lubang jalanan hingga bangunan, dan membanggakan diri untuk telah mengambil kembali warna merah muda bagi pria.

Tetapi akan segala keahliannya, ia masih saja frustasi akan desain yang buruk dari obyek sehari-hari yang memiliki dampak nyata bagi rutinitas – seperti mobil keluarga. “Itu adalah hal yang sangat, sangat sederhana. Seperti keluar dari mobil. Pada 1967, Citroen membuat mobil yang mana kursinya berputar: Anda masuk, Anda berotasi, mudah bukan? Hal tersebut sangatlah nyaman. Namun tidak saat ini, ibu saya yang berusia 85 tahun tidak dapat keluar dari mobil.”

Rashid, mengenakan jeans dan jumper merah muda serta cat kuku merah muda cerah saat penampilannya sebagai pembicara tamu di unuversitas tersebut, berujar bahwa ia terinspirasi untuk menjadi seorang desainer oleh ayahnya. Ia terlahir di Kairo pada ayah yang seniman Mesir dan Ibu orang Inggris, ia juga telah tinggal di beberapa negara semasa mudanya.

 

Furnitur dan gaun pesta

“Ketika saya berusia dua tahun kami tinggal di Roma. Ayah saya merupakan desainer set untuk Cinecitta,” [studio film bersejarah di ibukota Italia.]

“Saya memiliki seorang ayah yang merupakan seorang seniman, pelukis, namun ia tidak berhenti disana. Ia membangun furnitur setiap malam karena kami tidak punya banyak uang, jadi ia akan membangun kebutuhannya sendiri,” ujar desainer yang bertato banyak itu.

“Hari-hari tertentu ia akan membuat sketsa dari ibu saya, mendesain sebuah gaun, mengambil bahan, memotong dan menjahitnya serta malam itu juga pergi ke sebuah pesta, dan ibu saya mengenakan gaun tersebut. Maka bayangkan jika Anda berusia lima tahun dan menyaksikan semua ini. Saya pikir Anda pun akan ingin menjadi seorang desainer.”

 

Pecinta neon ini, yang karyanya dapat ditemukan di lebih dari 20 koleksi permanen termasuk di Museum of Modern Art di New York dan Pompidou Centre di Paris, mengabaikan para kritikus yang mengatakan bahwa ia sebaiknya berfokus pada furnitur rumah ketimbang menyelami real estate.

“Arsitek dapat mendesain produk, namun karena suatu alasan desainer produk tidak dapat mendesain bangunan. Mengapa tidak?” tanyanya. “Saya telah mengatakan, bagi saya, mendesain ponsel adalah lebih sukar dibandingkan mendesain bangunan. Dan semua orang pun gusar!”

Rashid mendesain hotel pertamanya di Athena pada 2001, kemudian satu lagi di Berlin pada 2008, sebelum ditarik oleh para pembangun New York.

Proyeknya untuk investasi HAP (perumahan sosial) di Amerika Serikat terbukti kontroversial dan harus diturunkan, namun ia tidak mengacuhkannya. “Bagi saya, itu bahkan bukanlah arsitektur. Itu seperti melihat bangunan sebagai desain industrial.”

Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Can Good Design Fix World? Karim Rashid Thinks So 

Inspirasi Roma Perhiasan Bulgari, Fokus Di Eksibisi Madrid

luxuo-id-gargantilla_grn

“Bulgari and Rome” akan menyatukan 140 perhiasan untuk menunjukkan bagaimana monumen-monumen seperti Colosseum, Piazza San Petro, Spanish Steps, air mancur di Piazza Navona dan Pantheon telah menjadi inspirasi dari kreasi Bulgari.

Bentuk dari Colosseum, contohnya, telah menjadi motif khas Bulgari sejak 1934 dengan gelan berlian dan rubi bermotifkan gaya geometris Art Deco. Juga dalam 1930an, sebuah seri berbagai bros menampilkan bebatuan lonjong mengambil inspirasi dari Piazza San Pietro dan bentuk elips yang banyak muncul di arsitektur Baroque Italia.

luxuo-id-collar_parentes

Hieroglif dari monumen yang dibawa dari Mesir oleh para kaisar Roma telah menginspirasi bentuk kalung sejak 1970an, sementara berbagai bentuk dan ukuran bebatuan yang dulunya dipakai dalam pembangunan jalan seperti Appian Way. Spanish Steps telah dimunculkan beberapa kali, pertama kali pada 2016 dengan kalung emas bertahtakan zamrud, rubi, safir dan berlian yang menyerupai azalea pada dekorasi anak tangganya.

luxuo-id-modelo_grnd

Bentuk oktagonal juga terdapat di berbagai monumen di sekeliling kota dan juga digunakan Bulgari dalam liontin besar di 1970an, termasuk kalung platinum, safir, dan berlian yang diberikan Richard Burton pada Elizabeth Taylor di ulang tahun ke-40 pada 1972 dan dimasukkan dalam pertunjukan Madrid.

Perhiasan tersebut akan diikuti dengan 30 lukisan, gambar, pahatan dan fotografi yang menggambarkan kota Roma oleh seniman-seniman asal Eropa, seperti Canaletto, Gaspar van Wittel, Ippolito Caffi dan Arthur John Strutt.

“Bulgari and Rome” berlangsung 30 November 2016 hingga 26 Februari 2017.

www.museothyssen.org/en/thyssen/exposiciones

castle-gandolfo-vatican

Vatican Membuka Kastil Gandolfo Bagi Pengunjung

castle-gandolfo-vatican

Siapa yang butuh istana musim panas? Terbukti bukan Paus Francis, yang telah meninggalkan kenikmatan Kastil Gandolfo di luar Roma dan membuka apartemen pribadinya untuk pengunjung, ujar Vatican minggu lalu.

Argentine telah menolak perangkap tradisional dari kepausan dari awal, menolak untuk berpindah ke dalam kemewahan apartemen kepausan di Vatican dan berpindah untuk tinggal di hotal dalam kota yang kecil.

Kamarnya di Kastil Gandolfo, sebuah favorit musim panas untuk paus menghindari panasnya ibukota, telah diubah menjadi museum, yang akan diresmikan pada 21 Oktober.

Francis telah mengunjungi istana berjarak 25 kilometer (15 mil) dari Roma hanya beberapa kali setelah pemilihannya pada 2013, dan tidak pernah menginap disana.

Pendulunya John Paul II (1978 – 2005) dan Benedict (2005-2013) sering tinggal di situs, yang telah dimiliki oleh sang Holy See sejak 1956 dan telah berkembang selama berabad-abad hingga sekarang lebih dari 55 hektar (135 ekar).

Francis membuka taman estate tersebut pada publik di 2014, dengan tur diorganisasikan untuk grup dan hanya atas reservasi.

Sejak tahun lalu, turis telah dapat menaiki kereta putih spesial untuk trip ekspres ke estate mewah dan tur dari vila paus, termasuk mantan kebun organis yang merumahkan sapi, ayam betina, ayam jantan, dan lebah.

Cerita ini tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Vatican Opens Castle Gandolfo To Visitors 

luxuo-id201016-rome

Menyingkap Kontruksi ‘Cloud’ Fuksas

luxuo-id201016-rome

Fuksas ‘Cloud’ di Roma

Sebuah pusat konvensi baru di Roma yang telah didaulat sebagai salah satu bangunan paling ambisius dari arsitek kenamaan Massimiliano Fuksas disingkap ke media internasional pada Rabu, lebih awal dari pembukaannya yang dinanti-nanti minggu depan. Karya baru si Italia ini menyerupai kotak kaca raksasa yang melingkupi interior didominasi oleh struktur bak awan yang lincah, tampak seperti mengambang diatas level lebih rendah di tengahnya yang merumahi auditiorium. Terbuat dari baja dan berselimutkan fiberglass berwarna krim, pusat dari bagian tengah yang baru tersebut berukuran sebesar dua kapal udara zeppelin raksasa.

Dinamai “nuvola” (awan dalam bahasa Italia) Fuksas, dan para pembuatnya berharap desain inovatif ini akan menjadikan fasilitas baru tersebut sebagai destinasi populer di sirkuit konferensi pemutar-uang. Proyek ini memiliki sejarah chequered sejak Fuksas memenangi kompetisi untuk membangun pusat yang baru di tahun 2000 dengan desain berbasis ide dimana ia memandangi awan di pantai.

Berlokasi di distrik EUR Roma yang dibangun oleh Mussolini, proyek tersebut pertama kali seharusnya didanai pribadi namun gagal menarik perhatian investor. Konstruksi yang didukung publik akhirnya dilaksanakan pada 2007 yang kemudian berulangkali terinterupsi dengan kombinasi pita merah dan keterbatasan biaya.

Bangunan tersebut akhirnya diselesaikan dengan total biaya sebesar 353 juta euro ($390 juta) berkat tambahan dana yang diusahakan oleh penjualan empat bangunan era Mussolini, ujar Enrico Pazzali, kepala dari EUR Spa, badan publik dari proyek tersebut. “Visi luar biasa dari arsitek ini telah direalisasikan seratus persen,” ia memberitahun AFP, menambahkan bahwa ia percaya pusat tersebut akan memberikan sokongan besar ke ekonomi Roma yang berbasis turis.

“Perkiraan kami adalah keuntungan ekonomi ke kota dan area sekitarnya dapat mencapai antara 250-350 juta euro per tahun,” ujarnya. Dibangun melebihi tiga lantai, pusat baru ini akan mengakomodasi penonton hingga 6,000 orang dalam ruangan besarnya berukuran 9000 meter persegi.

Konstruksi tersebut membutuhkan 39,000 ton baja – sama dengan yang dibutuhkan untuk sekitar lima menara Eiffel dan luasan kaca sama dengan delapan lapangan sepak bola, ujar Pazzali. Fuksas, 72, adalah salah satu dari raksasa arsitektur kontemporer Italia.

Proyek-proyek masa lampaunya mencakup terminal baru futuristik di Shenzhen, China, markas ultra-modern Ferrari dan tokok-toko Armani di 5th Avenue, New York dan di Ginza, Tokyo. Distrik EUR mengambil nama dari Esposizione Universale Roma, pameran dunia yang direncanakan diktator Italia Benito Mussolini untuk bertempat disana pada 1942.

Rencana tersebut terpaksa dihapus karena Perang Dunia Ke-II meninggalkan banyak bangunan setengah selesai. Mereka kebanyakan diselesaikan pada 1950an dan 1960an setelah pemerintah Roma memutuskan untuk mengubah area tersebut menjadi distrik bisnis pinggir kota yang menjadi model London Dockland dan La Defense di Paris. Eksterior kotak bangunan baru Fuksa ini mereferensikan arsitektur rasionalis dari bangunan-bangunan sekitarnya.

Cerita ini juga tersedia dalam bahasa Inggris. Baca di sini: Unveiling of Fuksas ‘Cloud’ Construction