Pada 20 Juli, sekitar 500 pelaut dari 25 negara berkumpul untuk berkompetisi di gelaran ke-14 Cape Panwa Hotel Phuket Raceweek yang digelar Cape Panwa Hotel.

Pada 20 Juli, sekitar 500 pelaut dari 25 negara berkumpul untuk berkompetisi di gelaran ke-14 Cape Panwa Hotel Phuket Raceweek yang digelar Cape Panwa Hotel.
Tinggal hitungan beberapa bulan menuju PHUKET RENDEZVOUS 2018 dan gaung gelaran akbar ini sudah terdengar. Bagi yang masih ragu apakah harus memesan tiket penerbangan menuju Phuket, berikut sepuluh alasan yang mungkin akan meyakinkan kenapa harus hadir dalam gelaran yang berlangsung dari 4 hingga 7 Januari 2018 di Royal Phuket Marina tersebut
Coral Expeditions melakukan perjalanan inaugurasi Asia Tenggara dari Singapura pada 25 November 2016, mengikuti makeover dari kapal utamanya Coral Discoverer. Yang menjadikan kapal pesiar ini menonjol dibandingkan semuanya adalah pengalaman yang ia tawarkan. Karena Coral Discoverer adalah kapal yang cukup ringkas, ia dapat berpetualang ke area yang tak terjangkau oleh kapal besar. Maka dari itu, kapal layar tersebut akan menjadi sebuah petualangan di perairan yang jarang terjamah, yang memiliki rahasia perjalanan terbaik dari Asia Tenggara.
Pulau Seribu – Indonesia
Jadwal yang tersedia menepati hasrat Coral Expeditions akan eksplorasi, menjelajahi wilayah tepian Indonesia, Malaysia, Vietnam, Myanmar dan Thailand. Petualang dapat memilih dari 12 malam dari Singapura ke Yangon (dan sebaliknya), 12 malam dari Ho Chi Minh City ke Hanoi, dan 17 malam dari Singapura ke Darwin.
Halong Bay – Vietnam
Berpetualang ke Halong Bay di Vietnam (atas), atau gunung berapi Anak Krakatau di Indonesia. Ketika berada di daratan, para petualang dapat bereksplorasi diversitas budaya akan destinasi mereka, seperti Burma WWII Railway Memorial, Pulau Komodo Indonesia, atau Angkor Wat Kamboja.
Sun Deck Bar
Seiring dengan pengenalan dari pelayaran baru, upgrade terbaru dari Coral Discoverer memiliki ruang makan, ruang santai dek, dan dek matahari yang diperbarui. Dari Sun Deck (atas) khususnya, ruang tersebut telah diperbarui sebagai hub sosial untuk sesama petualang bergaul, dilengkapi dengan bar melingkar, kursi cabana, dan area makan ruang terbuka.
Bridge Deck Balcony Stateroom
Perbaruan tersebut juga memiliki enam Bridge Deck Stateroom, menambah sejumlah total 36 kamar di kapal. Setiap pelayaran Coral Expedition akan hanya memiliki 72 penumpang diatas kapal, menjadikan pengalaman perjalanan yang intim dan kesempatan untuk merasakan persembahan budaya dari tujuannya.
Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Cruise From Singapore: Coral Expeditions Sets Sail to Vietnam, Thailand and more
Mulai 10 hingga 12 Desember, Phuket akan menjamu para pemilik kapal pesiar super, pemilik villa, partner industri dan media gaya hidup mewah untuk inagurasi Kata Rocks Superyacht Rendezvous 2016. Diorganisasi dengan sponsor dari Infinite Luxury, acara tersebut akan menyambut kapal pesiar layar dan motor yang berukuran panjang lebih dari 24 meter. Kapal-kapal pesiar tersebut berasal dari Phuket maupun hanya berkunjung.
Acara ekslusif ini hanya untuk undangan saja, dan menampilkan daftar yang berkembang dari berbagai partner seperti Feadship, Burgess, Edmiston, Benetti, Simpson Marine, Northrop & Johnson dan masih banyak lagi. Acara ini lebih dari sekadar kesempatan untuk partner kapal pesiar mewah untuk mendatangi pelabuhan kapal pesiar mewah Asia Tenggara. Venue yang mewah, Kata Rocks, akan memulai program tiga-hari tersebut dengan resepsi pembukaan Superyacht Rendezvous di atas sebuah kapal pesiar super, dan akan berakhir dengan pesta pembukaan Kata Rocks Charter Season pada hari terakhir.
Faktanya, Kata Rocks Superyacht Rendezvous kebetulan adalah salah satu dari berbagai acara kapal pesiar yang terkoordinir selama 3 hingga 18 Desember. Musim ini dimulai dengan Phuket King’s Cup Regetta, diikuti dengan Kata Rocks Superyacht Rendezvous yang berakhir dengan Thailand Yacht Show. “Acara ini merupakan kesempatan yang bagus untuk para pemilik kapal pesiar dan broker penyewaan untuk mempertunjukkan kapal mereka di berbagai publikasi dan media ternama untuk kapal pesiar mewah,” ujar Michael Nurbatlian, Direktur Marketing dari Infinite Luxury.
Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Kata Rocks Superyacht Rendezvous Begins In December
Berlokasi di jantung Sukhumuvit 55 di Bangkok, The Monument Thong Lo adalah pengembangan tingkat-tinggi mewah terbaru dari Sansiri. Residensial setinggi 45 lantai ini akan menjadi karya besar didesain oleh firma arsitektur Quintrix. Mereka terkenal secara internasional akan karya Al Sharq Tower dan Al Hamra Firdous Tower.
Tim desain baru ditugaskan untuk menciptakan interior bagi sang proyek baru. ITH interior menandai proyek tersebut dari awal penghuni melalui pintu. Marmer akan memenuhi tempat tersebut, memberikan kesan megah dan pilar-pilar akan berbungkuskan kulit premium yang dipilih tangan. Tema kulit tersebut berlanjut ke furniture dimana ia dikombinasikan dengan kayu keras.
Sebuah penandanya adalah desain interior dan sebuah lokasi unik dalam bangunan tersebut adalah ruang surat. Saat mengambil surat Anda, mungkin mudah terlupa akan tagihan-tagihan yang menanti dibalik kabinet-kabinet kayu dan kulit bergaya itu. Sementara itu, pegangan kuningannya menjadi ingatan ke masa lampau.
Ketika hendak menuju apartemen Anda, lift pribadi siap membawa ke lantai Anda. Tersedia tiga tipe apartemen yang berbeda, dengan tidak lebih dari empat unit berlokasi di tiap lantai. Ini menjadikan setiap unit memiliki setidaknya satu sudut dari bangunan dan memiliki pemandangan 180-derajat dari kota. Dua kamar tidur dengan tiga kamar mandi menjadikan unit-unit yang lebih kecil dengan 2,715 kaki persegi. Terdapat juga penthouse – informasi lebih lanjut terdapat di bawah.
Semua apartemen akan dilengkapi dengan produk-produk Gessi sebagai perlengkapan kamar mandi. Tetap dengan nuansa bergaya bagi residensinya, keran Rettangolo akan berada mencolok secara umum. Tidak hanya itu, marmer terbentang dari kamar mandi hingga ruang tamu, menciptakan lingkungan yang dingin dan menambah kualitas tinggi atas material yang digunakan.
Ketika Anda terpikir tentang kehidupan penthouse, satu dari The Monument adalah persis yang terpikir dalam ingatan. Sangat besar! Bervariasi dari 7,126 kaki persegi dan memiliki langit-langit setinggi hampir 16,5 kaki di ruang tamu. Unit yang sangat besar, ia memiliki kolam renang pribadi. Tidak banyak istana setinggi langit di Bangkok dengan kolam renang luar untuk bermain di dalamnya. Bagi mereka yang berada di level lebih rendah, terdapat kolam renang 92-kaki yang terpahat dari aluminium, kolam renang para pemimpi di lantai dua.
Sansiri telah bekerja bagus untuk memastikan banyaknya ruang hijau untuk proyek urban. Bekerjasama dengan desainer landscape, Tectonix, dua taman telah dikerjakan. Yang satu adalah berukuran 3,444 kaki persegi berada di depan dan yang kedua berukuran 6,458 kaki persegi berada di depan. Penataan seperti ini sangat memberikan rasa rumahan. Secara unik, lima pohon kuno dan menambah karakter dari taman-tamannya.
The Monument tidak akan menjadi lengkap tanpa adanya berbagai fasilitas bagi residensinya. Terdapat taman rekreasi seluas hampir 10,764 kaki persegi dengan area bermain anak-anak, pusat fitness, kolam renang besar dan area multifungsi. Para residensi juga memiliki akses pelayan 24 jam, banyak area parkir, keamanan dan satu tahun servis concierge Quintessentially Lifestyle.
Dengan segalanya tersedia di depan mata, termasuk stasiun BTS Thong Lo dan sejumlah toko dan restoran mewah, penghuni The Monument berhak menikmati sisi-sisi terbaik Bangkok.
INFORMASI PEMBELI
Properti:
The Monument Thong Lo
Lokasi:
Bangkok, Thailand
Developer:
Sansiri PCL
Highlights:
Lokasi eksklusif
Servis pelayan pribadi 24-jam
Kolam renang 92-kaki
Pusat kebugaran
Tempat parkir pribadi
Taman besar
1-Year Quintessentially
Harga membership:
Saat aplikasi
Kontak:
www.sansiri.com
Cerita ini juga tersedia dalam Bahasa Inggris. Baca di sini: Review: Monument Thong Lo Condominium, Bangkok
Melewati Maladewa dengan pesawat baling-baling, pulau-pulaunya terlihat seperti kerikil hijau di atas laut biru-hijau. Dari atas, terlihat juga konstelasi resor serta villa yang mengular ke dari tepi pulau, memeluk trotoar dan bertengger di atas panggung kayu. Namun, tidak semua villa yang ada ditambatkan ke dermaga. Bungalow di beberapa resor baru, dirancang untuk mengapung di Samudera Hindia.
The Ocean Flower
The Ocean Flower
Salah satu proyek tersebut, The Ocean Flower, yaitu 185 villa terapung, ditata berbentuk bunga Maladewa. Dirancang oleh perusahaan arsitektur Belanda Waterstudio, bertingkat dua dan memiliki tiga kamar tidur, kolam berendam pribadi dan dihargai sekitar $ 2,5 juta.
“Apa yang kami coba lakukan adalah mengambil perbedaan antara rumah dan rumah biasa terapung, kemudian membuat keduanya sama,” kata Koen Olthius, pendiri Waterstudio. Dia mulai merancang rumah terapung di Belanda, hingga kini sudah mengekspor konsep tersebut untuk berbagai lokasi di seluruh dunia.
The Ocean Flower merupakan bagian dari The 5 Lagoons, sebuah proyek besar di gugusan Male Utara, yang dapat dicapai 20 menit lewat jalur laut. Ibukota Male merupakan perusahaan patungan antara Dutch Docklands Internasional dan Pemerintah Maladewa. Waterstudio juga merancang Amillarah, fase lain dari The 5 Lagoons yang akan memiliki sepuluh pulau terapung pribadi yang ditata seperti sebuah kepulauan. Masing-masing villa memiliki pantai pribadi, kolam renang, area hijau dan dermaga untuk pesiar.
Pulau-pulau alami di Maladewa berukuran kecil, langka dan rentan terhadap pasang dan naiknya permukaan air, maka pengembang resor secara bertahap beralih pada arsitektur terapung. “Konsep ini sempurna bagi Maladewa,” ujar Dymitr Malcew, seorang arsitek Singapura. Dia telah merancang konsep rumah terapung mewah untuk pengembang Perancis sejak 2012 dan hingga sekarang mengerjakan proyek dari pengembang resor dan investor swasta di seluruh dunia, termasuk Maladewa.
Malcew Floating Homes, Maladewa
Malcew Floating Homes interior
Malcew memiliki dua kamar tidur, dua kamar mandi, teras dan jendela besar, yang menampilkan pemandangan serta cahaya matahari optimal. Rumah ini dibangun di atas panggung mengambang yang dapat dengan mudah dipindahkan dan memiliki pasokan listrik dari panel surya, atau listrik konvensional jika sedang berlabuh di dermaga. Rumah ini juga memiliki sistem pemurnian air.
“Saya terinspirasi oleh pasar otomotif dan kapal pesiar mewah ketimbang pendekatan arsitektur yang tipikal,” Malcew menjelaskan.
Rumah terapung tidak hanya ada di Maladewa. Di Thailand, resor seperti The Float House River Kwai Resort di Kanchanaburi, memiliki vila mengambang yang terbuat dari kayu jati dan bambu, serta dilengkapi balkon pribadi dan dermaga. Perusahaan desain asal Thailand, Agaligo Studio memperkenalkan pendekatan hunian terapung modern lewat X-Float, serangkaian resor villa di Sungai Kwai yang terbuat dari kerangka baja ringan, dilapisi fiber semen dan kayu lapis. Semua unit dirancang untuk memaksimalkan pemandangan sungai dan melindungi penghuninya dari teriknya matahari tropis.
BMT Asia Pacific, konsultan asal Hong Kong, juga sudah merancang konsep rumah terapung yang diibaratkan sebagai “pesiar tak bergerak”. Konsep ini dirancang untuk menciptakan pengalaman baru bagi wisatawan. The Sea-Suite diluncurkan pada 2014 dengan tiga model, yaitu Floating Lodge, Houseboat, dan Beach Cabin, yang masing-masing menggunakan cetakan berbentuk telur sebagai pondasi bagi desain hunian yang mudah bergerak, mudah beradaptasi dan berorientasi kelautan. Edisi baru SeaScape memiliki dek 40-kaki ekspansif, setiap villa dapat diatur sesuai selera dan dapat diperluas di tiap unit-nya. Termasuk dek matahari atau kolam renang tertutup, membuat resor terapung ini berukuran 1.800 kaki per segi. Desain ini juga dilengkapi dengan kamar tidur bawah laut dalam kolom akrilik seluas 13-kaki, yang menciptakan efek akuarium dengan pemandangan dalam laut seluas 360 derajat.
The Floating Seahorse
The Floating Seahorse
Sebuah proyek baru yang memiliki kamar tidur bawah laut di Timur Tengah sudah diresmikan pada bulan Desember. Proyek baru Kleindienst Group ini, The Floating Seahorse memiliki koleksi villa terapung di lepas pantai Dubai. Strukturnya dirancang seperti perahu bertingkat tiga : kamar tidur utama bawah laut dan kamar mandi yang dirancang untuk menampilkan pemandangan bawah laut. Sementara lantai dasar dilengkapi dapur, ruang makan dan dek, dan lantai atas memiliki tempat tidur informal, dapur dan jacuzzi. Sebanyak 60 unit sudah habis terjual saat peluncuran perdana, kini unit Seahorses tersisa dijual dari angka $ 2.8 juta.
“Kami melihat tren di seluruh dunia, yaitu High Net Worth Individuals tidak hanya mencari griya tawang, tapi nuansa pulau pribadi,” kata Koen Olthius.
Di Belanda, negara asal Koen, 50 persen penduduk hidup di bawah permukaan laut, dan Belanda telah menghabiskan berabad-abad membangun tanggul, pompa, dan sistem drainase untuk menjaga Laut Utara tetap berada di teluk. Rumah terapung telah memberikan solusi alternatif sejak abad 17, seperti tongkang yang dialihfungsikan menjadi rumah.
The Floating Seahorse interior
Di beberapa tahun belakangan, bangunan terapung kembali populer, terutama di masa cuaca yang ekstrim. Keuntungan yang jelas adalah bangunan ini dapat bergerak secara vertikal dengan fluktuasi kadar air yang disebabkan oleh pasang surut, hujan deras atau banjir. Bangunan ini juga mudah dipindahkan.
Tapi di luar alasan praktis, rumah terapung juga menarik bagi calon pembeli karena mereka mampu mendapatkan kedekatan yang intim dengan air, dan suasana yang terbuka, lengkap dengan cahaya dan pemandangan mirip seperti berada di atas perahu. Sebuah rumah ‘normal’ membutuhkan batas besar dengan tingkat air untuk mencegah banjir. Sementara rumah terapung, muka bangunan dapat dengan aman ditempatkan hanya berjarak 35 cm di atas permukaan air.
Di Amerika Serikat, rumah terapung umum ditemui di kawasan Pantai Barat, khususnya di Seattle, di mana Danau Washington, Lake Union, dan The Locks menawarkan kondisi tepian air terlindung yang cocok bagi bangunan terapung. Berdiri di dalam rumah terapung adalah perasaan yang luar biasa, kata Eric Cobb, seorang arsitek dari Seattle yang terbiasa mengerjakan rumah terapung.
“Ketika anda berada di lantai pertama, anda mungkin hanya berjarak satu kaki dari permukaan air dan rasanya seperti anda berada di atas perahu. Memiliki pintu kaca geser dari kamar tidur anda dan air setelahnya adalah perasaan yang luar biasa,” ujar Eric.
SeaScape Luxury Floating Villas Concept
SeaScape
Dalam beberapa tahun terakhir aturan rumah terapung di Seattle semakin diperketat karena dampaknya terhadap garis pantai.
“Rumah-rumah ini berukuran besar, sehingga menciptakan daerah berbayang yang besar dan berdampak ekosistem sekitar,” kata Cobb. Peraturan kota yang sekarang mencegah pengembang membangun rumah baru, meskipun pasar kembali bergairah.
Koen Olthius percaya peraturan kota seperti mencerminkan “cara berpikir kuno” dan menghalangi jalan yang memungkinkan rumah terapung memasuki ke pasar arus utama dan menciptakan apa yang dia percaya sebagai model perumahan yang lebih berkelanjutan.
“Pengalaman kami di Belanda menjadikan kami ahli dalam menentukan besar dan kecilnya pondasi yang akan digunakan,” katanya.
Banyak arsitek berpendapat bahwa sistem hunian terapung mudah beradaptasi dan dapat dipindahkan dalam waktu singkat tanpa meninggalkan bekas pada lingkungan, faktor ini membuat hunian ini adalah mode hunian yang berkelanjutan dan tahan lama. Model SeaScape BMT, misalnya, dirancang untuk lokasi lepas pantai di seluruh pulau-pulau kecil, di mana jejak minimal pada lingkungan adalah kunci. Beban daya keseluruhan juga diatasi dengan pemasangan panel surya di atap, serta ventilasi alami.
“Sementara kita tidak secara khusus berfokus pada fitur ramah lingkungan dalam desainnya, beberapa unit ini intrinsik di lokasi pesisir, yang memiliki ventilasi alami dari angin laut dan pengaturan suhu dari lambung melalui air laut,” kata Richard Colwill, Managing Director dari BMT Asia Pacific.
Amillarah Private Islands, Dubai
Amillarah Private Islands, Dubai
Konsep ini juga menyediakan solusi kemanusiaan, terutama di dataran rendah dan daerah rawan banjir. Pengembang hunian mewah telah mendanai banyak inovasi baru untuk rumah terapung, tapi Olthius mengatakan gelombang baru permintaan datang dari area kota dan rawan banjir, dari Ukraina hingga Cina.
Di UK, firma desain telah mengusulkan tipologi yang sama sebagai cara menangani daerah yang dilanda banjir dan sebagai solusi kurangnya perumahan di London. Baca Architects baru-baru ini mengembangkan rumah terapung untuk kompetisi NLA yang bertujuan mengatasi krisis perumahan ibukota. Proyek ini bertujuan untuk memasang perumahan terapung siap huni pada ruang tak terpakai sepanjang 50 mil sungai dan kanal di Greater London, serta 150 hektar tambahan “Bluefield” ruang di Docklands nya, marina dan cekungan. Bagi Koen Olthius, transisi ke rumah air adalah hanya bagaimana membangun mereka ke dalam jaringan yang sudah ada. Menurut Olthius, permintaan untuk rumah terapung sudah jelas, hanya menyisakan proses negosiasi dengan pemerintah kota dan perusahaan asuransi sekaligus mengedukasi mereka soal panjangnya umur hunian terapung dan rendahnya biaya perawatan.
The Float House River Kwai Resort, Thailand
The Float House River Kwai Resort, Thailand
Jika permukaan air laut mulai naik seperti yang diperkirakan, area kota mungkin tidak punya pilihan selain untuk membangun rumah terapung. Untuk saat ini, beberapa negara sudah lebih terbuka terhadap ide ini. Waterstudio telah menghabiskan dua tahun belakangan mengerjakan sebuah proyek di Florida, tapi mereka menghadapi tentangan yang cukup besar dari masyarakat setempat.
“Semua orang tahu jika saya memiliki sebidang tanah, maka saya bisa membangun di atasnya, namun jika saya membangun di atas kawasan air, semua orang akan mengeluh. Di AS, orang-orang merasa memiliki hak dan privasi yang kuat dibandingkan Eropa atau Asia. Rumah-rumah ini dapat bermanfaat bagi seluruh masyarakat,” jelas Olthius.
Walaupun tidak ada kenaikan permukaan laut yang dramatis, Olthius mengatakan dia berkomitmen untuk membangun hunian di atas air.
“Kami prihatin dengan urbanisasi, dengan harga tanah, kebutuhan tanah. Air memberi kita tiga hal: ruang; keamanan dan fleksibilitas, dan waktu respon yang sangat singkat untuk perubahan kita tidak bisa ramalkan,” kata Olthius.
Kredit cerita
Artikel ini pertama kali diterbitkan di Palace Magazine.
Inti dari hidup mewah adalah soal memilih pengalaman terbaik, kita seringkali menyamakan kesenangan dengan harga paling mahal. Tapi apakah liburan pantai anda menjadi lebih baik hanya karena anda membayar lebih mahal? Polinesia Perancis ditempatkan di posisi teratas di dalam daftar liburan pantai paling mahal, sementara Vietnam berada di ujung, diakui sebagai tujuan paling terjangkau. Apakah pertimbangan ini benar-benar berpengaruh ketika kita memilih tujuan liburan? Berita ini memberi kami alasan tepat untuk menilik pilihan-pilihan ini secara objektif.
Setelah menyisir 900 tujuan awal dari daftar tujuan wisata, situs wisata TravelBird menghitung total biaya yang dihabiskan dalam satu hari di 250 pantai di seluruh dunia. Termasuk menghitung biaya rata-rata tabir surya, air mineral, bir, es krim dan makan siang.
Hasilnya adalah Beach Price Index 2016, ranking yang diciptakan sebagai pedoman anggaran untuk para wisatawan yang ingin merencanakan liburan di pantai.
Anda mungkin berpikir, bagaimana soal kualitas dan biaya menginap di hotel, tetapi anda dapat dengan mudah mengontrol pengeluaran tersebut. Kualitas makanan juga dapat bervariasi, jadi bukan tidak mungkin anda meragukan kualitasnya. Anda pikir harga tabir surya akan tetap murah di semua pantai, nyatanya tidak demikian.
Pantai Vietnam dan India sementara ini mendominasi posisi dasar daftar, di sisi lain, pantai mewah Polinesia Perancis dan Seychelles ditampuk sebagai destinasi termahal. Dua pantai ini memakan biaya para penyuka matahari sebesar $55 dan $60 per hari bila ingin mendapatkan hak istimewa untuk menikmati sinar tropis. Ingat, biaya ini tidak mencakuo penerbangan atau transportasi lainnya, serta harga hotel dan resor per malam. Daftar ini hanya menghitung berbagai keperluan dasar.
Di pantai La Plage de Maui di Tahiti, sebotol tabir surya yang dibeli dari resor, apotek setempat atau supermarket rata-rata dibanderol sekitar $22, sementara sebotol bir menghabiskan $8, dan makan siang sekitar $25.
Bandingkan dengan Pantai Cua Dai di Hoi An, Vietnam, di mana tabir surya dan bir hanya memakan biaya sekitar $2, dan makan siang $8. Harga tabir surya di Hoi An benar-benara kurang dari 10% harga tabir surya di Tahiti. Harganya benar-benar berbicara untuk dirinya sendiri.
Daftar ini juga merinci biaya sehari-hari ketika anda mengunjungi pantai selancar, pantai keluarga, pantai yang paling romantis dan paling santai bagi para calon wisatawan.
Misalnya, peselancar yang ingin bepergian menuju Pantai Tamarindo di Kosta Rika, yang duduk di peringkat teratas untuk berselancar, disarankan menganggarkan sekitar $28 per hari. sementara Pantai Tulum di Meksiko, yang merupakan pantai keluarga teratas, rata-rata menghabiskan sekitar $29 per harinya.
Berikut adalah beberapa hasil dalam daftar tersebut (bawah) dan, perspektif yang berbeda tentang pantai terbaik 2016:
Lima pantai yang termahal di dunia
La Plage de Maui, Tahiti, Polinesia Perancis
Mareto Plage Publique, Moorea, Polinesia Perancis
Anse Vata, Noumea, Kaledonia Baru
Anse Georgette, Praslin, Seychelles
Anse Soleil Beach, Seychelles
Top lima pantai termurah
Cua Dai Beach, Hoi An, Vietnam
Ho Coc Beach, Ho Coc, Vietnam
City Beach, Nha, Vietnam
Long Beach, Phu, Quoc, Vietnam
Varkala Beach, Kerala, India
Top lima pantai surfing
Pantai Tamarindo, Kosta Rika
Watergate Bay, Newquay, UK
Cote des Basques, Biarritz, Perancis
Uluwatu, Bali, Indonesia
Bondi Beach, Sydney, Australia
Top lima pantai keluarga
Tulum Beach, Meksiko
Phra Nang Beach, Ao Nang, Thailand
Coronado Beach, California, USA
Plaka Beach, Naxos, Yunani
Palolem, Pantai, Goa, India
Pantai paling romantis
Whitehaven, Beach, Whitsunday Islands
Kailua, Hawaii, USA
La Plage de Maui, Tahiti, Polinesia Prancis
Cayo Coco, Cuba
Ile Sainte Marie, Madagaskar